Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Perusahaan Jasa, Ciri-Ciri, Karakteristik, dan Akuntansi Perusahaan Jasa

Pengertian Perusahaan Jasa, Ciri-Ciri, Karakteristik, dan Akuntansi Perusahaan Jasa

Perusahaan jasa ialah unit usaha yang kegiatannya memproduksi produk yang tidak berwujud (jasa) dengan maksud untuk memperoleh keuntungan. Namun dalam hal ini perusahaan jasa juga tetap memerlukan produk berwujud dalam menunjang kegiatan usahanya. Dalam hal ini contohnya perusahaan angkutan menawarkan jasa transportasi kepada masyarakat, untuk dapat menjalankan usahanya perusahaan memerlukan sarana transportasi motor, mobil ataupun bus.

Perusahaan jasa adalah perusahaan yang menjual jasa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Dalam arti perusahaan jasa menjual “barang” tidak berwujud kepada konsumen. Dalam ilmu ekonomi, jasa atau layanan adalah aktivitas ekonomi yang melibatkan sejumlah interaksi dengan konsumen atau dengan barang-barang milik akan tetapi tidak menghasilkan transfer kepemilikan kepada konsumen.

Banyak para ahli yang mendefinisikan “jasa”, diantaranya yaitu Phillip Kotler. Menurut Philip Kotler, jasa adalah setiap tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip intangibel serta tidak mengakibatkan perpindahan kepemilikan apapun. Serta produksinya bisa terkait dan bisa juga tidak terikat pada suatu produk fisik.

Sementara itu menurut Adrian Payne, jasa adalah aktivitas ekonomi yang memiliki sejumlah elemen (nilai atau manfaat) intangibel yang berhubungan dengannya, yang melibatkan sejumlah interaksi dengan konsumen ataupun dengan barang-barang milik, akan tetapi tetap tidak menghasilkan transfer kepemilikan. Perubahan dalam kondisi bisa saja muncul dan produksi suatu jasa bisa mempunyai atau bisa juga tidak mempunyai kaitan dengan produk fisik.

Sedangkan menurut Christian Gronross, jasa adalah proses yang terdiri dari serangkaian aktivitas intangible yang biasanya (namun tidak harus selalu) terjadi pada interaksi antara pelanggan dan karyawan jasa dan/atau sumber daya fisik atau barang dan/atau sistem penyedia jasa, yang disediakan sebagai solusi dari masalah pelanggan.

Dalam hal ini interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan kerapkali terjadi dalam jasa, meskipun pihak-pihak yang terlibat mungkin tidak secara langsung menyadarinya. Selain itu juga dimungkinkan terdapat situasi dimana konsumen/pelanggan sebagai individu tidak berinteraksi langsung dengan perusahaan jasa.

Berdasarkan beberapa definisi atau pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa perusahaan jasa adalah perusahaan yang kegiatannya menyediakan berbagai pelayanan seperti kemudahan, keamanan, atau kenikmatan kepada masyarakat yang membutuhkannya. Maka dalam hal ini jasa pada dasarnya ialah sesuatu yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1)      Terdapat interaksi antara penyedia jasa dengan pengguna jasa.
2)      Proses produksi jasa dapat menggunakan atau tidak bantuan suatu produk fisik.
3)      Produk yang ditawarkan berupa benda tidak berwujud (jasa). Jasa adalah sesuatu yang tidak bisa dilihat, tetapi manfaatnya bisa dirasakan.
4)      Jasa tidak mengakibatkan peralihan hak atau kepemilikan.
5)      Produk yang ditawarkan tidak dapat disimpan dalam bentuk persediaan. Itu artinya jasa tidak bisa disimpan, dijual kembali kepada orang lain, ataupun dikembalikan kepada perusahaan tempat konsumen membeli jasa tersebut.
6)      Perusahaan dan konsumen mengalami kesulitan untuk mengukur tingkat harga jasa. Tingkat harga adalah sesuatu yang bersifat tidak mutlak karena mahal atau tidaknya harga yang ditetapkan perusahaan tergantung dari tingkat kepuasan konsumen.

Jadi dalam hal ini bahwa pengertian sektor industri jasa adalah pelayanan yang diberikan kepada konsumen berupa jasa tanpa merubah atau berpindah kepemilikannya yang berlangsung pada sektor-sektor jasa.

Karakteristik Jasa

Jasa mempunyai karakteristik unik yang membedakannya dari barang atau produk-produk manufaktur. Dalam hal ini setidaknya terdapat empat karakteristik yang paling sering dijumpai dalam jasa dan menjadi pembeda dari barang atau produk lain pada umumnya.

1)      Tidak Berwujud
Jasa sifatnya abstrak dan tidak berwujud, dalam artian bahwa jasa tidak bisa dilihat, dicicipi ataupun disentuh seperti yang bisa dirasakan dari suatu barang atau produk.

2)      Tidak Dapat Dipisahkan
Jasa pada umumnya dihasilkan dan dikonsumsi pada saat bersamaan, dengan partisipasi konsumen dalam proses pembuatan jasa tersebut. Itu artinya konsumen harus berada di tempat jasa yang dimintanya, sehingga konsumen melihat bahkan ikut ambil bagian dalam proses produksi jasa tersebut.

3)      Heteregonitas
Jasa ialah variabel non standar dan sangat bervariasi. Karena jasa berupa suatu unjuk kerja, maka tidak ada hasil jasa yang sama meskipun dikerjakan oleh satu orang atau orang yang sama. Hal ini dikarenakan oleh interaksi manusia (karyawan dan konsumen) dengan segala perbedaan harapan serta persepsi yang menyertai interaksi tersebut.

4)      Tidak Tahan Lama
Jasa tidak mungkin disimpan dalam persediaan. Dalam arti bahwa jasa tidak bisa disimpan, dijual kembali kepada orang lain, ataupun dikembalikan kepada produsen jasa yang memproduksi jasa tersebut.

Pengertian Perusahaan Jasa, Ciri-Ciri, Karakteristik, dan Akuntansi Perusahaan Jasa

Akuntansi Perusahaan Jasa

Tahap pertama yang dilakukan dalam akuntansi pada perusahaan jasa adalah tahap pengidentifikasian, yaitu mengidentifikasi transaksi-transaksi yang menyebabkan perubahan posisi keuangan perusahaan. Lalu tahap kedua ialah tahap pencatatan, yaitu mencatat semua bukti-bukti transaksi yang sudah dianalisis ke dalam jurnal umum. Tahap ketiga ialah tahap penggolongan, yaitu menggolongkan dan memposting pos-pos jurnal ke akun masing-masing dalam buku besar untuk menghitung jumlah atau nilai dari tiap-tiap jenis akun.

Sementara pada akhir periode, memasuki tahap pengikhtisaran, dalam hal ini saldo akun-akun dalam buku besar disusun dalam suatu daftar yang disebut sebagai neraca saldo guna memeriksa keseimbangan antara jumlah saldo debet dan saldo kredit akun-akun buku besar. Neraca saldo ini juga mengawali penyusunan neraca lajur.

Saldo-saldo akun yang desusun dalam neraca saldo tersebut tadi masih bersifat sementara, hal ini karena belum menunjukkan saldo yang sesungguhnya. Agar saldo menunjukkan saldo yang sesungguhnya, maka diperlukan penyesuaian dengan berdasar pada informasi pada akhir periode. Dengan adanya penyesuaian ini maka akan memberikan gambaran jumlah pendapatan dan beban selama satu periode dan saldo harta serta hutang yang sesungguhnya pada akhir periode.

Berdasarkan neraca saldo dan penyesuaian tersebut, maka selesailah neraca lajur yang merupakan sebuah konsep untuk membantu mempermudah penyusunan laporan keuangan. Neraca lajur ini memuat lajur: Neraca saldo, Penyesuaian, Ikhtisar Rugi Laba dan Neraca.

Lajur ikhtisar rugi laba diisi dari neraca saldo yang disesuaikan, khusus akun nominal atau akun pendapatan dan beban. Sesudah itu, lajur debet dan kredit harus dijumlahkan. Apabila debet lebih besar dari jumlah kredit, maka selisihnya disebut sebagai saldo rugi, dan sebaliknya. Dalam hal ini saldo rugi bersifat mengurangi modal sementara saldo laba akan menambah modal.

Dalam lajur neraca diisi dari angka neraca saldo yang disesuaikan, khusus akun harta, utang dan modal. Jika lajur debet dan kredit dijumlahkan dan ditambah pindahan saldo rugi/laba, maka jumlah debet dan kredit kolom neraca sama.

Akun pendapatan, beban dan prive ialah akun nominal atau sementara, sehingga harus dipindahkan ke akun modal melalui ikhtisar rugi laba ke dalam jurnal penutup, sehingga akun yang sifatnya sementara tadi akan bersaldo nol. Sesudah itu, untuk memeriksa keseimbangan jumlah saldo debet dan kredit akun-akun buku besar sesudah penutupan, maka disusunlah neraca saldo setelah penutupan yang berisikan akun-akun riil saja (harta, utang dan modal).

Selanjutnya tahap akhir dari proses akuntansi ialah tahap pelaporan, yakni menyusun laporan keuangan yang terdiri dari laporan Rugi Laba, laporan Perubahan modal dan Laporan Neraca, yang diambil berdasarkan neraca lajur.

Pada awal periode perlu diperiksa akun-akun yang tidak disusun secara proses akuntansi berlangsung, akan tetapi muncul pada saat penyesuaian. Untuk menjaga konsistensi teknik pembukuan serta menghindari kemungkinan kesalahan, maka akun-akun tersebut perlu dihapuskan dan menghidupkan kembali akun yang digunakan dalam proses pencatatan. Proses ini dicatat di dalam jurnal pembalik dengan cara mencatat balik penyesuaiannya.

Posting Komentar untuk "Pengertian Perusahaan Jasa, Ciri-Ciri, Karakteristik, dan Akuntansi Perusahaan Jasa"