Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

5 Proses Investasi

5 Proses Investasi

Pada dasarnya investasi merupakan penempatan sejumlah dana yang digunakan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan produksi guna menambah kemampuan produksi barang dan jasa saat ini dengan harapan akan memperoleh keuntungan dimasa mendatang.

Dalam hal ini pada umumnya investasi dibedakan menjadi dua yaitu investasi pada financial assets dan investasi pada real assets.

1)    Investasi pada financial assets, bisanya dilakukan di pasar uang, contohnya berupa sertifikat deposito, surat berharga pasar uang, commercial paper dan sebagainya. Atau bisa juga dilakukan di pasar modal, seperti misalnya berupa obligasi, saham, waran, opsi dan sebagainya.

2)    Investasi pada real assets, dilakukan dalam bentuk pendirian pabrik, pembelian assets produktif, pembukaan perkebunan, dan pembukaan tambang.

Sementara itu jika kita berbicara mengenai proses investasi, setidaknya secara umum proses investasi dilakukan melalui 5 proses tahapan investasi, dalam hal ini proses ini menunjukan bagaimana seharusnya seorang investor membuat keputusan investasi. Berikut 5 tahapan proses investasi:


1)   Menentukan Tujuan Investasi

Sebelum melakukan investasi, ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam tahap sebelum melakukan investasi, yaitu mengetahui: tingkat risiko (rate of risk), tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return), dan ketersediaan jumlah dana yang akan diinvestasikan. Umumnya hubungan antara return dan risk bersifat linier, dalam arti bahwa semakin besar tingkat risiko (rate of risk), maka semakin besar pula tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return).

Dengan mempertimbangkan ketiga hal tersebut sebelum melakukan investasi, diharapkan para investor dapat melakukan investasi yang menguntungkan dan sesuai dengan tujuannya melakukan investasi pada bisnis yang diminati.

Baca juga 2 artikel terkait berikut:

1) Teori Investasi

2) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Investasi


2)   Melakukan Analisis

Sebelum melakukan investasi, investor harus melakukan analisis terhadap suatu efek atau sekelompok efek. Penilaian ini bertujuan salah satunya adalah untuk mengidentifikasi efek yang salah harga (mispriced), dengan kata lain apakah harga investasi terlalu tinggi atau terlalu rendah. Oleh karena itu ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mengetahuinya, yaitu:


a)    Pendekatan Fundamental

Pendekatan fundamental dalam hal ini didasarkan pada informasi-informasi yang dikeluarkan oleh administratur bursa efek maupun oleh emiten.


b)    Pendekatan Teknikal

Pendekatan teknikal ini didasari pada data perubahan harga saham yang terjadi dimasa lalu untuk memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang. Dengan kata lain para analis akan memperkirakan pergeseran demand dan supply dalam jangka pendek, serta berusaha untuk cenderung mengabaikan risiko dan pertumbuhan earning dalam menetapkan barometer dari supply dan demand.


5 Proses Investasi


3)   Melakukan Pembentukan Portofolio

Pada proses tahapan ini akan dilakukan proses identifikasi terhadap efek-efek mana yang akan dipilih serta berapa proporsi dana yang akan diinvestasikan pada masing-masing efek. Efek yang dipilih dalam pembentukan portofolio adalah efek yang memiliki koefesien korelasi negatif (hubungan berlawanan), hal ini untuk memperkecil risiko.


4)   Melakukan Evaluasi Kinerja Portofolio

Setelah portofolio tebentuk, selanjutnya melakukan evaluasi atas kinerja portofolio, baik pada tingkat keuntungan yang diharapkan maupun pada risiko yang ditanggung. Sebagai tolak ukurnya bisa menggunakan dua cara, antara lain yaitu:

a)    Measurement asset, yaitu penilaian kerja portofolio atas dasar aset yang telah ditanamkan dalam portofolio, contohnya dengan menggunakan rate of return.

b)    Comparison, yaitu penilaian atas dasar pembandingan dua set portofolio yang memiliki risiko yang sama besar.


5)   Melakukan Revisi Kinerja Portofolio

Tahap revisi kinerja portofolio merupakan tindak lanjut dari sebelumnya yaitu tahap evaluasi kinerja portofolio. Dari hasil evaluasi selanjutnya akan dilakukan revisi terhadap efek-efek yang membangun portofolio tersebut. Jika komposisi portofolio yang sudah dibentuk tidak sesuai dengan tujuan investasi, misalkan rate of return-nya lebih rendah dari yang diinginkan. Revisi tersebut bisa dilakukan secara total, maksudnya melakukan likuidasi atas portofolio yang ada, kemudian membentuk portofolio yang baru atau bisa dilakukan secara terbatas, yaitu melakukan perubahan atas komposisi dana yang dialokasikan pada masing-masing efek yang membentuk portofolio tersebut.


Posting Komentar untuk "5 Proses Investasi"