Teori Investasi : Pengertian Investasi, Proses Investasi, Faktor yang Mempengaruhi Investasi, dan Kurva Fungsi Investasi
Teori Investasi
Investasi dalam perekonomian merupakan sesuatu yang sangat penting bagi keberlangsungan kegiatan ekonomi, bagaimana tidak investasi merupakan salah satu sumber modal yang dapat menggerakan kegiatan ekonomi disuatu tempat. Dalam berbagai hal, banyak negara yang berusaha agar nilai investasi negaranya terus meningkat setiap tahun.
Setiap
negara berusaha meyakinkan para investor agar mau berinvestasi di negaranya. Salah
satu contoh nyata yang dilakukan oleh banyak negara agar investor tertarik
berinvestasi adalah dengan memberikan jaminan keamanan berinvestasi, melakukan
kebijakan-kebijakan yang menarik para investor, dan lain sebagainya. Untuk
lebih memahami pembahasan mengenai investasi, mari baca artikel ini sampai
akhir.
Pengertian Investasi
Pada
dasarnya investasi adalah penempatan sejumlah dana yang digunakan untuk membeli
barang-barang modal dan perlengkapan produksi guna menambah kemampuan produksi
barang dan jasa saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan dimasa mendatang.
Dalam hal ini pada umumnya investasi dibedakan menjadi dua yaitu:
1) Investasi pada financial
assets, bisanya dilakukan di pasar uang, contohnya berupa sertifikat deposito,
surat berharga pasar uang, commercial paper dan sebagainya. Atau bisa juga
dilakukan di pasar modal, seperti misalnya berupa obligasi, saham, waran, opsi
dan sebagainya.
2) Investasi pada real assets,
dilakukan dalam bentuk pendirian pabrik, pembelian assets produktif, pembukaan
perkebunan, dan pembukaan tambang.
Proses Investasi
Proses
investasi dilakukan melalui beberapa tahapan, proses ini menunjukan bagaimana
seharusnya seorang investor membuat keputusan investasi. Berikut bagaimana
terjadinya tahapan proses investasi.
1) Menentukan Tujuan Investasi
Sebelum
melakukan investasi, ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam tahap ini,
yaitu: tingkat risiko (rate of risk), tingkat pengembalian yang diharapkan
(expected rate of return) dan ketersediaan jumlah dana yang akan
diinvestasikan. Umumnya hubungan antara return dan risk bersifat linier,
artinya semakin besar tingkat risiko (rate of risk), maka semakin besar pula
tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return).
2) Melakukan Analisis
Investor
harus melakukan analisis terhadap suatu efek atau sekelompok efek. Penilaian
ini bertujuan salah satunya adalah untuk mengidentifikasi efek yang salah harga
(mispriced), dengan kata lain apakah harganya terlalu tinggi atau terlalu
rendah. Oleh karena itu ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk
mengetahuinya, yaitu:
a) Pendekatan Fundamental
Pendekatan
fundamental didasarkan pada informasi-informasi yang dikeluarkan oleh
administratur bursa efek maupun oleh emiten.
b) Pendekatan Teknikal
Pendekatan
teknikal didasari pada data perubahan harga saham yang terjadi dimasa lalu
untuk memperkirakan harga saham dimasa mendatang. Dengan kata lain para analis
akan memperkirakan pergeseran demand dan
supply dalam jangka pendek, serta berusaha untuk cenderung mengabaikan risiko
dan pertumbuhan earning dalam menetapkan barometer dari supply dan demand.
3) Melakukan Pembentukan Portofolio
Pada tahap
ini akan dilakukan proses identifikasi terhadap efek-efek mana yang akan
dipilih serta berapa proporsi dana yang akan diinvestasikan pada masing-masing
efek. Efek yang dipilih dalam pembentukan portofolio adalah efek yang memiliki
koefesien korelasi negatif (hubungan berlawanan). Hal ini untuk memperkecil
risiko.
4) Melakukan Evaluasi Kinerja
Portofolio
Setelah portofolio
tebentuk, selanjutnya melakukan evaluasi atas kinerja portofolio, baik pada
tingkat keuntungan yang diharapkan maupun pada risiko yang ditanggung. Sebagai
tolok ukurnya bisa menggunakan dua cara yaitu:
a) Measurement asset, yaitu
penilaian kerja portofolio atas dasar aset yang telah ditanamkan dalam
portofolio, contohnya dengan menggunakan rate of return.
b) Comparison, yaitu penilaian
atas dasar pembandingan dua set portofolio yang memiliki risiko yang sama
besar.
5) Melakukan Revisi Kinerja Portofolio
Tahap revisi
kinerja portofolio merupakan tindak lanjut dari sebelumnya yaitu tahap evaluasi
kinerja portofolio. Dari hasil evaluasi selanjutnya akan dilakukan revisi
terhadap efek-efek yang membangun portofolio tersebut jika komposisi portofolio
yang sudah dibentuk tidak sesuai dengan tujuan investasi, misalkan rate of
return-nya lebih rendah dari yang diinginkan. Revisi tersebut bisa dilakukan
secara total, maksudnya melakukan likuidasi atas portofolio yang ada, kemudian
membentuk portofolio yang baru. Atau bisa dilakukan secara terbatas, yaitu
melakukan perubahan atas komposisi dana yang dialokasikan pada masing-masing
efek yang membentuk portofolio tersebut.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Investasi
Setiap
investor melakukan investasi atas dasar resionalitas, oleh karenanya terdapat
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat investasi, diantaranya yaitu:
1) Tingkat Pengembalian yang
Diharapkan
Perkiraan
keuntungan dari investasi yang akan dilakukan akan sangat mempengaruhi tingkat
investasi, para investor akan melihat kondisi perusahaan terlebih dahulu
sebelum melakukan investasi agar tingkat keberhasilannya dapat diprediksi.
Kondisi perusahaan tersebut terdiri dari:
a) Kondisi Internal Perusahaan
Kondisi
internal perusahaan merupakan faktor-faktor yang langsung berada di bawah
kontrol perusahaan, misalnya kualitas SDM, teknologi yang digunakan dan tingkat
efisiensi.
b) Kondisi Eksternal
Perusahaan
Kondisi
eksternal ini lebih kepada keadaan diluar perusahaan, seperti misalnya pertumbuhan ekonomi, kebijakan pemerintah
serta faktor sosial politik.
2) Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku
bunga juga ikut mempengaruhi investor untuk melakukan investasi, semakin tinggi
tingkat suku bunga maka akan semakin mahal biaya investasi. Investor hanya akan
berinvestasi jika tingkat pengembalian modal lebih besar dari investasi awal.
Bagaimana Investor akan menanamkan modalnya?
Untuk lebih
memahami mengenai bagaimana seorang investor akan menamkan modalnya, perhatikan
pembahasan berikut:
1) Tingkat Pengembalian Modal
Dalam melakukan
investasi, tingkat pengembalian modal merupakan hal yang sangat penting bagi
para investor. Bagaimana tidak, tingkat pengembalian modal yang lebih besar
dari pada investasi awal merupakan sumber keuntungan bagi para investor. Tetapi
pada umumnya pengembalian modal yang
ditunjuakan oleh keuntungan yang didapat tidak langsung didapatkan pada tahun
pertama, tetapi mungkin dua atau tiga tahun berikutnya sejak melakukan
investasi.
Keuntungan
yang didapat pada tahun ketiga dan berikutnya bisa saja sama atau berbeda
nilainya. Namun jika dilihat dari sudut pandang perusahaan akan berbeda.
Keuntungan yang diperoleh ditahun ketiga lebih bernilai dibandingkan tahun
kelima atau keenam. Hal ini dikarnakan oleh adanya nilai sekarang dari
keuntungan tersebut. Sebuah investasi dapat dikatakan mendapatkan keuntungan
apabila nilai sekarang pendapatan dimasa depan lebih besar dibandingkan dengan
nilai sekarang dari modal yang diinvestasikan. Nilai sekarang tersebut dapat
ditentukan dengan rumus:
Keterangan:
V = Nilai
sekarang (persent value)
x =
Keuntungan yang diharapkan
r = Tingkat
diskonto
t = Lamanya
investasi (waktu)
Contoh:
Fahmi
ditawari sebuah bisnis dengan investasi awal sebesar Rp100 juta. Bial Fahmi
bersedia, berdasarkan proposal pada lima tahun kemudian nilai nominal uang yang
akan dia peroleh menjadi Rp300 juta. Jika tingkat diskonto sebesar 15%,
hitunglah nilai sekarang dari investasi yang ditawarkan tersebut, apakah
investasi tersebut diterima atau ditolak.
Jawab:
Dari
perhitungan tersebut diketahui bahwa nilai sekarang dari keuntungan sebesar
Rp300 juta adalah Rp149,25 juta lebih besar dari jumlah investasi awal sebesar
Rp100 juta. Jadi, investasi ini sebaiknya diterima.
Selain
dengan menentukan nilai sekarang dari suatu investasi, kita juga dapat
menghitung nilai yang akan datang dari sebuah investasi. Nilai akan datang
(future value) merupakan kebalikan dari menghitung nilai sekarang dari hasil
investasi yang direncanakan. Keputusan yang dihasilkan tetap sama, yakni jika
hasil yang diharapkan lebih besar dari nilai yang akan datang maka investasi
diterima, dan sebaliknya jika hasil yang diharapkan lebih kecil daripada nilai
yang akan datang maka innvestasi ditolak. Nilai yang akan datang dapat
dirumuskan sebagai berikut:
F = Nilai
mendatang dari investasi yang diharapkan
A = Nilai
awal investasi
r = Faktor
diskonto (suku bunga)
t = Jangka
waktu investasi
Contoh:
Karina
mendapatkan proposal investasi dari sebuah perusahaan, dalam proposal tersebut
dikatakan bahwa investasi awal sebesar Rp200 juta dan dalam lima tahun yang
akan datang dapat menghasilkan Rp350 juta, bila diskonto sebesar 15%, berapakah
nilai yang akan datang dan tentukanlah apakah investasi tersebut harus diterima
atau ditolak.
Jawab:
Dari
perhitungan diatas future value yang dihasilkan adalah Rp402 juta lebih besar
dari keuntungan yang diperoleh sebesar Rp350 juta. Karena nilai keuntungannya
kecil dari future value, maka investasi tersebut sebaiknya ditolak.
2) Efisiensi Investasi
Merginal
Berdasarkan
jumlah modal yang akan diinvestasikan dan tingkat pengembalian modal yang
diperkirakan akan diperoleh, analisi makro ekonomi membentuk suatu kurva yang
dinamakan efisiensi investasi marginal (Marginal Eficiency of Investment, MEI).
Marginal Eficiency of Investment (MEI) adalah suatu kurva yang menunjukan
hubungan antara besarnya tingkat pengembalian modal dengan jumlah modal yang
diinvestasikan. Perhatikan kurva MEI berikut ini:
Dari peraga
di atas dapat diterangkan bahwa sumbu tegak menunjukan tingkat pengembalian investasi
dan sumbu darar menunjukan jumlah investasi yang akan dilakukan. Titik P
menyatakan pada tingkat pengembalian sebesar R0, dibutuhkan investasi sebesar
I0. Demikian pula dengan titik Q dan R. Berarti untuk menghasilkan tingkat
pengembalian investasi sebesar R0, R1 dan R2 atau lebih diperlukan investasi
sebesar I0, I1, dan I2.
3) Suku Bunga dan Tingkat
Investasi
Seperti
telah dijelaskan sebelumnya, tingkat bunga mempengaruhi besarnya investasi yang
akan dilakukan. Investasi hanya akan dilakukan juka tingkat pengembalian modal
lebih besar daripada suku bunga. Dengan demikian, untuk menentukan besarnya
investasi perlu penghubungan kurva MEI dengan suku bunga. Perhatikan peraga
berikut ini:
Dari peraga
diatas, dititik A pada suku bunga sebesar r0, terdapat investasi pada suku
bunga sebesar I0 yang mempunyai tingkat pengembalian sebesar r0 atau lebih.
Demikian pula titik B dan C. Makin rendah tingkat bunga, makin banyak investasi
yang dilakukan.
Kurva Fungsi Investasi
Kurva fungsi
investasi adalah kurva yang menunjukan hubungan antara tingkat investasi dan
tingkat pendapatan nasional. Bentuk kurva investasi yang umum diketahui adalah
yang sejajar dengan sumbu datar. Kurva investasi ini disebut kurva investasi
otonomi. Kurva investasi otonomi merupakan bentuk kurva investasi yang
menganggap bahwa pembentukan modal tidak dipengaruhi oleh pendapatan nasional.
Artinya, tinggi rendahnya pendapatan nasional tidak mempengaruhi investas.
Meskipun
kita mencantumkan pendapatan nasional sebagai salah satu faktor penentu
investas, namun faktor ini bukanlah dominan. Faktor yang paling dominan adalah
tingkat pengembalian investasi dan suku bunga. Perhatikan peraga berikut ini:
Kurva investasi berhubungan dengan kurva IMEI. Hubungan itu dapat kita lihat dalam peraga berikut ini:
Dari peraga
diatas dapat disimpulkan:
1) Perhatikan kurva IMEI, pada
tingkat bunga sebesar 6%, jumlah investasi yang dilakukan adalah sebesar 10
triliun (titik E). Bila titik ini digambarkan dalam kurva investasi, maka
tergambar pada kurva I0.
2) Bila suku bunga naik
menjadi 10% (titik D), jumlah investasi turun menjadi 5 triliun. Hal ini
digambarkan pada kurva investasi dengan kurva I1.
3) Bila tingkat bunga turun
menjadi 4% (titik F), jumlah investasi meningkat menjadi 12,5 triliun. Hal ini
digambarkan pada kurva investasi dengan kurva I2.
Sekian yang bisa Ilmu Ekonomi ID jelaskan, maaf bila ada kekurangan, semoga bermanfaat dan terima kasih. Jika Anda mendapatkan manfaat dari konten kami dan Anda pikir teman Anda juga akan merasakan hal yang sama, silahkan share konten kami melalui sosial media Anda. Anda mungkin tidak akan menyangka bahwa kebaikan kecil yang Anda lakukan saat ini akan berdampak besar bagi orang lain dimasa depan. Terima kasih.
artikel ini membantu saya dalam dunia investasi, jadi tambah ilmu dari artikel ini.
BalasHapusthanks min.
Yosh sama2, semoga bermanfaat.
Hapus