Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jenis-Jenis Inflasi Berdasarkan Sifatnya, Penyebabnya, dan Asalnya

Jenis-Jenis Inflasi

Apa saja jenis-jenis inflasi? Inflasi adalah suatu keadaan dimana adanya kecenderungan kenaikan harga barang dan jasa secara umum yang berlangsung secara terus-menerus (kontinu) akibat tidak seimbangnya arus barang dan arus uang dalam suatu perekonomian. Dalam pengertian tersebut yang dimaksud dengan harga (price) merupakan harga dari semua kebutuhan masyarakat, sedangkan secara terus-menerus berarti kenaikan semua harga barang tersebut bukan hanya satu kali saja naik, tetapi berulang-ulang.

Kenaikan pada harga barang dan jasa biasanya terjadi jika permintaan sangat banyak tetapi berbanding terbalik dengan penawaran atau persediaan barang dan jasa di pasar yang tetap atau turun. Dengan demikian, istilah inflasi hanya dipakai ketika kenaikan tingkat harga yang berlangsung secara terus-menerus atau berkepanjangan.

Kenaikan harga barang yang berlangsung sekaligus seperti kenaikan harga beberapa barang pokok pada saat akan memasuki hari raya tertentu tidak dapat dikatakan inflasi karena tidak mempunyai pengaruh lebih lanjut. Namun kenaikan  tersebut hanya disebut sebagai kenaikan tingkat harga.

Baca juga dua artikel terkait berikut:

1) 3 Teori Inflasi

2) 11 Cara Mengatasi Inflasi

Lebih lanjut dalam hal ini kembali ke pertanyaan awal, apa saja jenis-jenis inflasi? Jenis-jenis inflasi dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu jenis inflasi berdasarkan sifatnya, inflasi berdasarkan penyebabnya, dan inflasi berdasarkan asalnya. Untuk lebih jelasnya, mengenai jenis-jenis inflasi tersebut, simak uraian berikut:


Inflasi Berdasarkan Sifatnya

Berdasarkan sifatnya, inflasi terbagi menjadi empat jenis inflasi utama, yaitu inflasi rendah, inflasi menengah, inflasi berat, dan inflasi sangat tinggi.


1)   Inflasi Rendah (Creeping Inflation)

Inflasi rendah adalah inflasi yang mempunyai nilai yang besarnya kurang dari 10% per tahun. Inflasi ini sebenarnya dibutuhkan dalam ekonomi karena akan mendorong produsen untuk memproduksi barang dan jasa lebih banyak.


2)   Inflasi Menengah (Galloping Inflation)

Inflasi menengah merupakan inflasi yang besarnya antara 10–30% per tahun. Inflasi menengah biasanya ditandai oleh naiknya harga barang dengan cepat dan relatif besar. Angka inflasi pada kondisi seperti ini biasanya disebut sebagai inflasi 2 digit, misalnya 15%, 20%, dan 30%.


3)   Inflasi Berat (High Inflation)

Inflasi berat adalah inflasi yang besarnya antara 30–100% per tahun. Inflasi ini pernah terjadi di Indonesia pada pertengahan tahun 1960 yang tingkat inflasinya mencapai 600%, dan sangat berdampak pada perekonomian masyarakat.


4)   Inflasi Sangat Tinggi (Hyperinflation)

Inflasi sangat tinggi merupakan inflasi yang ditandai oleh naiknya harga barang secara drastis hingga mencapai 4 digit (di atas 100%). Dalam kondisi seperti ini, masyarakat tidak ingin lagi menyimpan uang, karena nilainya yang turun derastis sehingga lebih baik ditukarkan dengan barang.


Jenis-Jenis Inflasi Berdasarkan Sifatnya, Penyebabnya, dan Asalnya


Inflasi Berdasarkan Penyebabnya

Berdasarkan Penyebebnya Inflasi terbagi menjadi tiga jenis, yaitu inflasi yang disebabkan tarikan permintaan, inflasi karena desakan biaya dan inflasi campuran. Antara lain sebagai berikut:


1)   Tarikan Permintaan (Demand Pull Inflation)

Inflasi tarikan permintaan berlangsung akibat pengaruh permintaan yang besar yang tidak diiringi dengan  peningkatan jumlah penawaran produksi barang. Akibatnya hukum permintaan akan berlaku disini, jika permintaan terhadap barang banyak sementara penawaran barang tersebut tetap, harga akan mengalami kenaikan. Jika hal tersebut berlangsung terus-menerus, hal tersebut akan mengakibatkan inflasi yang berkepanjangan. Oleh karenanya, untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan adanya peningkatan kapasitas produksi.


2)   Desakan Biaya (Cost Push Inflation)

Inflasi karena desakan biaya terjadi karena kenaikan biaya produksi yang diakibatkan oleh kenaikan biaya input produksi (faktor produksi). Akibatnya produsen akan menaikan harga produk dengan jumlah penawaran yang sama atau dengan menaikan harga produk dengan penurunan jumlah produksi.


3)   Inflasi Campuran (Bottle Neck Inflation)

Inflasi campuran diakibatkan oleh faktor penawaran atau faktor permintaan. Jika diakibatkan faktor penawaran, persoalannya adalah kapasitas yang ada sudah terpakai tetapi permintaan masih banyak sehingga menimbulkan inflasi. Sementara inflasi yang diakibatkan oleh faktor permintaan dikarnakan adanya likuiditas yang banyak, baik itu berasal dari sisi keuangan atau akibat tingginya ekspektasi terhadap permintaan baru.


Inflasi Berdasarkan Asalnya

Bardasarkan asalnya, Inflasi terbagi menjadi dua jenis inflasi, yaitu inflasi yang berasal dari dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri. Apa itu? antara lain sebagai berikut:


1)   Domestic Inflation  (Inflasi yang Berasal dari Dalam Negeri)

Inflasi domestik cenderung timbul karena terjadinya defisit dalam belanja dan pembiayaan negara yang dapat dilihat pada anggaran belanja negara. Untuk mengatasinya inflasi ini, biasanya pemerintah akan melakukan kebijakan dengan mencetak uang baru.


2)   Imported Inflation  (Inflasi yang Berasal dari Luar Negeri)

Inflasi ini diakibatkan karena negara-negara yang menjadi mitra dagang negara mengalami inflasi yang tinggi. Inflasi mendorong kenaikan harga-harga di negara mitra dagang utama yang disebabkan karena melemahnya nilai tukar yang secara langsung ataupun tidak langsung akan mengakibatkan  kenaikan biaya produksi di dalam negeri. Kenaikan biaya produksi tersebut biasanya akan disertai dengan kenaikan harga barang.


Posting Komentar untuk "Jenis-Jenis Inflasi Berdasarkan Sifatnya, Penyebabnya, dan Asalnya"