STRATEGI PEMILIHAN MEDIA PEMASARAN
STRATEGI PEMILIHAN MEDIA PEMASARAN
Tujuan dari strategi pemilihan media pemasaran yaitu
memilih media yang pas untuk kampanye iklan dalam rangka membuat konsumen
menjadi tahu, memahami, menentukan sikap, serta membeli produk yang dibuat oleh
perusahaan. Adapun yang dimaksud dengan media yaitu saluran penyampaian pesan
komersial kepada khalayak sasaran. Media tersebut dapat berbentuk surat kabar,
TV, radio, majalah, media luar ruang, iklan transit, serta direct mail.
Pemilihan tiap-tiap media di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti produk, pasar
sasaran, jenis pesan, luas dan jenis distribusi, biaya, strategi iklan
kompetitor, dan kelebihan serta kekurangan media tersebut. Diluar itu pemilihan
media juga bergantung pada tujuan pengiklanan, yang merupakan pintu gerbang
dari semua aktivitas dalam program pengiklanan.
A. Prosedur Pemilihan Media
Pemilihan media membutuhkan dua keputusan, yakni
media apa yang akan dipakai dan sarana media apa yang dipakai. Dua metode
berikut inidapat dipakai untuk menentukan pemilihan media.
1. Cost
Per Thousand Contacts Comparison
Dalam metode ini, pemilihan media dilaksanakan
berdasar pada jumlah kontak yang tejadi tanpa memerhatikan kualitas kontaknya.
Metode ini begitu populer, lantaran simpel dan mudah diaplikasikan. Walau
demikian, pemakaian metode ini dapat menyesatkan apabila pengiklan melihat
kontak sama dengan eksposur. Eksposur merupakan peluang individu menangkap
pesan iklan dari media tertentu. Oleh karenanya kuantitas serta kualitas
eksposur keduanya sama penting bagi pengiklan, yang keduanya diukur melalui:
a. Jangkauan
(reach), yakni jumlah individu yang menerima eksposur dari media tertentu
minimum sekali dalam periode waktu tertentu.
b. Kekerapan
(frequency), yakni berapa kali individu menerima tayangan atau pesan sepanjang
periode waktu tertentu.
c. Dampak
(impact), yakni nilai kualitatif tayangan pada media tertentu. Contohnya iklan
kosmetik lebih banyak faedahnya apabila diletakkan pada majalah wanita dari
pada di majalah bisnis.
Ada beberapa keterbatasan yang perlu jadi perhatian
dalam metode ini. Pertama, metode ini tak memperhitungkan kualitas khalayak,
contohnya iklan kosmetik yang dibaca oleh 1.000 wanita di suatu tabloid, maka
nilainya akan tidak sama bila dibaca 1.000 pria. Kedua, metode ini tak
memperhitungkan peluang perhatian khalayak atau dengan kata lain tidak
mempertimbangkan kekuatan dampak media pada audiensi. Contohnya pembaca majalah
remaja lebih berpeluang menyaksikan iklan lebih banyak dari pada pembaca
majalah ilmiah. Serta ketiga, metode ini tak memperhitungkan kualitas editorial
media yang dipakai.
2. Matching
of Audience and Media Characteristics
Pendekatan yang lain untuk memilih media yaitu
dengan menentukan target khalayak lantas membandingkan karakteristiknya dengan
karakteristik berbagai media. Prosedurnya yaitu sebagai berikut:
a. Menghimpun
data-data detil mengenai pelanggan (siapa, dimana, kapan, serta bagaimana).
b. Mempelajari
cakupan (coverage) suatu media.
c. Membandingkan
kedua informasi diatas. Hasilnya baru merupakan pemilihan media pendahuluan,
dikarenakan hanya dilandasi aspek cakupan.
d. Mengkaji
pemilihan media pendahuluan tersebut dari aspek yang lain seperti aspek
rutinitas target khalayak pada media, jenis produk, bentuk pesan, serta biaya
pemakaian media.
e. Biaya
iklan dialokasikan ke media-media yang dipilih, termasuk juga fasilitas media
masing-masing. Saran media yang dipilih harus mempertimbangkan beberapa aspek
berikut ini:
(1) Tiras
atau sirkulasi, yakni banyaknya unit fisik penyampai iklan.
(2) Khalayak,
yakni jumlah orang atau individu yang bisa dirangkul suatu fasilitas media.
(3) Khalayak
efektif, yakni beberapa individu yang betul-betul menjadii sasaran fasilitas
media tersebut.
(4) Effective
ad exposed audience, yakni bagian dari khalayak efektif yang memperhatikan
iklan di fasilitas media tersebut.
B. Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi ini yaitu untuk menilai
objektivitas pengambil keputusan media. Kriteria-kriteria tersebut yaitu:
1. Thoroughness,
yakni apakah pembuat keputusan betul-betul memperhitungkan semua aspek dalam
proses pemilihan media.
2. Progressiveness,
yaitu apakah media yang dipilih itu efeknya maksimal.
3. Measure-mindedness,
yaitu apakah pengambil keputusan memperhitungkan berbagai aspek dari eksposur,
seperti frekuensi, kualitas khalayak, jangkauan, dan lain-lain.
4. Practicality,
yaitu apakah pemilihan media betul-betul berdasar pada fakta, bukanlah atas
dasar emosional.
5. Optimistic,
apakah dari proses pemilihan media tersebut memberi masukan untuk pengalaman
pengambil keputusan.
Halo tim ilmu ekonomi id,
BalasHapusArtikel ini sangat cocok dengan bahasan skripsi saya. Kalau berkenan bolehkah tau sumber referensi utamanya dari mana? Mohon diinfo buku, jurnal atau sumber lainnya yang tim gunakan. Terima kasih☺️
Ngadiman, dkk. 2008. Marketing untuk Sekolah Menengah Kejuruan Jilid 2. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Hapus