Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Skala Ekonomi dan Skala Tidak Ekonomi

Skala Ekonomi dan Skala Tidak Ekonomi

Skala Ekonomi adalah fenomena turunnya biaya produksi perunit (Average Cost) yang terjadi bersamaan dengan meningkatnya jumlah produksi (output) suatu perusahaan. Skala Ekonomi merupakan konsep lama serta merujuk pada pengurangan biaya per unit pada saat ukuran fasilitas dan tingkat pemakaian input lainnya meningkat.

Skala ekonomi terjadi tatkala biaya total rata-rata jangka panjang menurun bersamaan dengan meningkatnya jumlah output. Ketika produksi semakin tinggi  maka akan mengakibatkan suatu perusahaan menambah kapasitas produksinya, dan pertambahan kapasitas ini akan menyebabkan kegiatan produksi perusahaan menjadi bertambah efisien.

Skala ekonomi biasanya terjadi pada perusahaan yang mempunyai kapasitas besar, dimana perusahaan baru akan sulit untuk memasuki pasar. Hal ini terjadi dikarenakan suatu perusahaan bisa memproduksi (output) dalam jumlah besar sehingga biaya produksi per unitnya menjadi rendah, karena biaya produksi yang rendah ini maka perusahaan bisa menjual hasil produksinya tersebut dengan harga yang lebih murah sehingga perusahaan dapat menikmati skala ekonomi hingga ke tingkat produksi yang sangat besar. Oleh sebab inilah, perusahaan baru tidak bisa menjual produknya semurah seperti perusahaan yang sudah lama berkecimpung dalam produk tersebut.

Kecenderungan perbedaan biaya produksi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, faktor tersebut antara lain yaitu:
1)       Perusahaan lama bisa menurunkan biaya produksi karena memiliki pengetahuan yang mendalam tentang kegiatan memproduksinya yang dikumpulkan dari pengalaman-pengalaman masa lalu.
2)       Perusahaan lama sudah pasti lebih dikenal oleh bank dan juga para penyedia bahan mentah. Oleh sebab itu perusahaan lama bisa memperoleh kredit yang lebih baik dengan harga bahan mentah yang lebih murah.
3)       Para pekerja/karyawan sudah lebih berpengalaman dalam mengerjakan pekerjaan-pekerjaan mereka, dimana hal ini tentu saja secara otomatis dapat menaikkan produktivitas pekerja, yang pada akhirnya akan memungkinkan penurunan biaya produksi.

Faktor-Faktor Penyebab Skala Ekonomi

Sementara itu berbicara mengenai faktor-faktor yang dapat menimbulkan skala ekonomi, dalam hal ini terdapat faktor-faktor penting yang bisa menimbulkan skala ekonomi, diantaranya yaitu:
1)      Pengurangan harga barang mentah dan kebutuhan produksi lain.
2)      Spesialisasi biaya produksi ataupun biaya-biaya tetap dalam  proses produksi seperti misalnya biaya pembelian gedung, mesin maupun infrastruktur produksi.
3)      Memungkinkan produk sampingan (by products) di produksi.
4)      Mendorong perkembangan usaha lain.

Biaya-biaya tetap dalam produksi, seperti biaya mesin atau infrastruktur produksi, pembelian gedung, dan sebagainya merupakan penyebab utama skala ekonomi. Peningkatan hasil produksi memungkinkan suatu perusahaan untuk mengalokasikan biaya-biaya tetap dalam komponen biaya produksi per unit. Komponen biaya tetap per unit nantinya akan menurun bersamaan dengan meningkatnya jumlah produksi dan pada saat yang sama, biaya variabel tidak berubah.

Dalam hal ini sumber-sumber umum skala ekonomi ialah manajemen (meningkatkan spesialisasi manajer), pembelian (Sebagian besar membeli bahan melalui kontrak jangka panjang), keuangan (memperoleh beban bunga yang lebih rendah pada saat meminjam dari bank serta mempunyai akses ke berbagai instrumen keuangan yang lebih besar), teknologi (mengambil keuntungan dari hasil skala dalam fungsi produksi), dan pemasaran (mengalokasikan biaya iklan selama rentang yang lebih besar dipasar media output).

Setiap faktor-faktor tersebut mengurangi biaya rata-rata produksi jangka panjang (LRAC) dengan mengubah kurva biaya total rata-rata jangka pendek (SRATC) ke bawah dan ke kanan. Seperti halnya kurva dibawah ini:

Skala Ekonomi dan Skala Tidak Ekonomi

Peningkatan jumlah produksi dari Q ke Q2 mengakibatkan turunnya biaya produksi per unit dari C ke C1. Biaya rata-rata (AC) adalah biaya yang dikeluarkan untuk setiap unit produksi. Dalam jangka panjang perusahaan bisa menambah seluruh faktor produksi ataupun input yang dipergunakan. Oleh karenanya, dalam jangka panjang tidak ada biaya tetap, seluruh jenis biaya yang dikeluarkan ialahbiaya variabel. Dalam hal ini berarti bahwa perusahaan tidak hanya bisa menambah tenaga kerja akan tetapi juga bisa menambah jumlah mesin serta peralatan produksi lainnya seperti luas tanah, pabrik dan sebagainya.

Jenis-Jenis Skala Ekonomi

Terdapat beberapa jenis skala ekonomi yang bergantung pada karakteristik tertentu dari suatu industri, jenis-jenis skala ekonomi tersebut antara lain yaitu:

1)      Skala Ekonomi Meningkat (IRS)

Skala Ekonomi Meningkat (Increasing Returns to Scale Economies). Yaitu ketika terjadi peningkatan dalam skala produksi perusahaan dan mengakibatkan biaya rata-rata yang lebih rendah. Peningkatan presentase fungsi produksi tertentu menyebabkan presentase peningkatan yang lebih besar dalam produksi output. Contohnya seperti ketika sebuah perusahaan menggandakan input maka perusahaan akan memperoleh output yang lebih besar. Ketika perusahaan menetapkan harga input tidak berubah bersama tingkat output maka hal tersebut akan mengakibatkan output meningkat dan biaya rata-rata produksi akan turun. Dalam hal ini skala ekonomi berkaitan langsung dengan pengurangan biaya per unit output karena produksi skala yang lebih besar.

2)      Skala Ekonomi Konstan (CRS)

Skala Ekonomi Konstan (Constant Returns to Scale Economies). Yaitu ketika biaya rata-rata dan skala produksi tidak berubah atau tetap. Hubungan kuantitas antara input dengan output tetap konstan ketika output meningkat. Apabila harga input tetap, penghasilan konstan maka biaya produksi rata-rata dan juga skala ekonomi tidak berubah (konstan). Dalam artian skala penghasilan yang konstan berarti kurva biaya rata-rata jangka panjang perusahaan tetap datar.

3)      Skala Ekonomi Menurun (DSR)

Skala Ekonomi Menurun (Decreasing Returns to Scale). Yaitu ketika peningkatan skala produksi perusahaan mengakibatkan biaya rata-rata yang lebih tinggi. Tatkala biaya rata-rata meningkat bersamaan dengan skala produksi, maka suatu perushaan akan menghadapi skala menurun atau skala disekonomis. Skala ekonomi menurun seperti ini terlihat pada inefisiensi birokrasi. Ketika ukuran suatu perusahaan meningkat melebihi suatu titik tertentu maka usaha perusahaan tersebut akan menjadi lebih sulit untuk dikelola.

Skala Tidak Ekonomis

Sakala tidak ekonomis atau Skala non ekonomis atau Skala Disekonomis adalah kebalikan dari skala ekonomis. Jika kenaikan skala produksi perusahaan mengakibatkan biaya rata-rata menjadi lebih rendah, maka perusahaan tersebut memperlihatkan hasil yang menaik pada saat skala bertambah atau disebut sebagai skala ekonomi. Lalu jika biaya rata-rata tidak berubah pada saat skala produksi bertambah, perusahaan tersebut memperlihatkan hasil yang konstan pada saat skala bertambah. Sedangkan jika kenaikan skala produksi perusahaan mengakibatkan biaya rata-rata menjadi lebih tinggi, maka perusahaan tersebut menperlihatkan hasil yang menurun pada saat skala bertambah atau disebut dengan skala disekonomi (skala tidak ekonomis).

Skala tidak ekonmis (skala disekonomis) menggambarkan fenomena yang terjadi ketika perusahaan mengalami kenaikan biaya marjinal per unit output tambahan. Hal inimerupakan kebalikan dari skala ekonomi. Hal ini seperti ini pada umumnya disebabkan oleh masalah penyebaran dengan beberapa faktor produksi, seperti misalnya kepadatan penduduk di pabrik ataupun ketidakcocokan dalam output optimal dari operasi terpisah.

Ahli ekonomi telah lama mempercayai bahwa perusahaan bisa menjadi tidak efisien apabila mereka terlalu besar. Untuk setiap kombinasi faktor produksi (tanah, tenaga kerja dan peralatan modal), terdapat skala optimal untuk efisiensi operasional. Perusahaan yang mengatasi timbangan optimum mereka berhenti mengalami skala ekonomi dan mulai mengalami skala disekonomis.

Posting Komentar untuk "Skala Ekonomi dan Skala Tidak Ekonomi"