Pengembangan Alternatif Kapasitas
Pengembangan Alternatif Kapasitas
Selain perkembangan umum
tentang pengembangan alternatif yaitu melaksanakan pencarian untuk kemungkinan
alternatif untuk mempertimbangkan tidakan, berhati-hati untuk tidak mengabaikan
faktor non kuantitatif. Terdapat hal lain yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan manajemen kapasitas, antara lain yaitu:
1)
Mendesain Fleksibilitas
ke Sistem
Sifatnya yang jangka
panjang dari banyak keputusan kapasitas serta risiko yang melekat pada ramalan
jangka panjang menunjukan manfaat potensial dari mendesain sistem yang
fleksibel. Seperti contohnya, ketentuan untuk ekspansi di masa yang akan datang
dalam desain asli diakui sering kali bisa diperoleh dengan harapan dibandingkan
dengan apa yang akan dibiayai untuk meperbaharui struktur yang ada yang tidak
mempunyai ketentuan seperti itu. Oleh sebab itu, apabila ekspansi restoran, sambungan
listrik, saluran air, dan saluran pembuangan limbah dimasa yang akan datang
dampaknya bisa ditempatkan diawal sehingga ketika ekspansi hal tersebut menjadi
kenyataan.
2)
Mempertimbangkan Tahapan
Siklus Hidup
Kebutuhan kapasitas
sering kali berhubungan erat dengan tahapan siklus hidup yang dimasuki oleh
produk ataupun jasa. Pada tahap perkembangan kita mungkin akan sulit menentukan
ukuran pasar dan pangsa pasar akhir yang didapat. Oleh sebab itu organisasi
harus berhati-hati dalam berinvestasi pada kapasitas yang besar atau tidak
fleksibel.
Pada tahap pertumbuhan,
seluruh pasar bisa mengalami pertumbuhan yang cepat. Akan tetapi masalah yang
sebenarnya yaitu tingkat saat pangsa pasar organisasi bertumbuh, yang bisa
lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pasar bergantung pada keberhasilan
strategi organisasi.
Pada tahap kedewasaan,
ukuran tingkat pasar tidak bergerak dan organisasi/perusahaan cenderung
mempunyai pangsa pasar yang stabil. Organisasi mungkin masih bisa meningkatkan
profiabilitas dengan mengurangi biaya serta menggunakan kapasitas penuh. Akan tetapi,
beberapa organisasi mungkin masih mencoba meningkatkan profiabilitas dengan
meningkatkan kapasitas apabila mereka yakin tahap ini akan berlangsung cukup
lama, ataupun biaya untuk meningkatkan kapsitas relatif rendah.
Pada tahap penurunan,
organisasi menghadapi penggunaan kapasitas dibawah standar yang diakibatkan
oleh penurunan permintaan. Organisasi bisa menghilangkan kelebihan kapasitas
dengan menjualnya, ataupun dengan memperkenalkan produk maupun jasa baru
pilihan yang terkadang dipergunakan dalam produksi ialah memindahkan kapasitas
ke lokasi yang mempunyai biaya tenaga kerja lebih rendah, sehingga memungkinkan
organisasi untuk terus mencari keuntungan pada produk untuk beberapa waktu.
3)
Mengambil Pendekatan
“Gambar Besar” (misalnya, sistem) untuk Perubahan Kapasitas
Ketika mengembangkan
alternatif kapasitas, kita perlu untuk mempertimbangkan bagaimana bagian-bagian
dari sistem saling berkaitan. Seperti misalnya, ketika membuat keputusan untuk
meningkatkan jumlah kamar di motel, maka juga harus mempertimbangkan kemungkinan
peningkatan permintaan hiburan dan makanan, parkir, serta kerumahtanggaan. Hal seperti
inilah yang disebut dengan pendekatan “gambar besar”.
4)
Mempersiapkan Diri untuk Menghadapi
“potongan” Kapasitas
Peningkatan kapasitas
sering kali didapatkan dalam potongan cukup besar dibandingkan dengan kenaikan
yang lancar, sehingga sulit untuk mencapai kesesuaian antara kapasitas yang
diinginkan dengan kapasitas yang layak. Seperti contohnya, kapasitas yang
diinginkan dari operasi tertentu mungkin sebesar 55 unit per jam, akan tetapi
mesin yang dipakai untuk operasi tersebut masing-masing hanya mampu
menghasilkan 40 unit per jam. Satu mesin mempunyai kapasitas kurang 15 unit per
jam dari apa yang dibutuhkan, akan tetapi dua mesin akan mempunyai kelebihan
kapasitas 55 unit per jam. Ilustrasi seperti ini menjadi lebih ekstrem apabila
kita beralih ke topik lain.
5)
Mencoba untuk Meratakan
Kebutuhan Kapasitas
Ketidak-rataan kebutuhan
kapasitas juga dapat menciptakan masalah tertentu. Contohnya, selama periode
cuaca buruk, kebutuhan kapasitas daya angkut transportasi publik cenderung akan
meningkat dibandingkan dengan periode cuaca yang menyenangkan. Konsekuensinya,
sistem tersebut cenderung bergantian antara penggunaan kapasitas dibawah
standar dengan penggunaan kapsitas di atas standar.
Peningkatan jumlah bus
ataupun kereta api bawah tanah akan mengurangi beban selama periode permintaan
ramai, akan tetapi hal ini akan memperburuk masalah kelebihan kapasitas pada
lain waktu dan tentu saja akan menambah biaya operasi sistem.
6)
Mengidentifikasi Tingkat
Operasi Optimal
Unit produksi biasanya
mempunyai tingkat operasi ideal atau optimal dalam hal biaya output per unit. Pada
tingkat ideal, biaya per unit ialah biaya terendah untuk unit produksi. Jika
tingkat output lebih kecil dari tingkat optimal, meningkatkan tingkat output
akan menyebabkan penurunan rata-rata biaya per unit. Hal ini dikenal sebagai skala
ekonomi (economies of scale). Namun begitu, jika output meningkat
melampaui tingkat optimal, maka rata-rata biaya perunit akan menjadi semakin
besar. Hal ini dikenal sebagai skala tidak ekonomi (diseconomies of
scale).
Alasan skala ekonomi
mencakup hal-hal sebagai berikut:
a)
Biaya tetap tersebar di
lebih banyak unit, mengurangi biaya tetap per unit.
b)
Biaya pemrosesan menurun
ketika tingkat output meningkat karena operasi menjadi lebih terstandardisasi, yang
mengurangi biaya per unit.
c)
Biaya konstruksi
meningkat pada penurunan tingkat ukuran fasilitas yang akan dibangun.
Alasan skala tidak
ekonomi meliputi hal-hal sebagai berikut:
a)
Kompleksitas meningkatkan
biaya di samping pengendalian dan komunikasi menjadi lebih problematik.
b)
Kekakuan dapat menjadi
masalah.
c)
Biaya distribusi
meningkat disebabkan kemacetan lalu lintas dan pengiriman dari satu fasilitas
tersentralisasi yang besar bukan beberapa fasilitas terdesentralisasi yang
lebih kecil.
d)
Tambahan tingkat
birokrasi yang sudah ada memperlambat pemngambilan keputusan dan persetujuan
perubahan.
7)
Memilih Strategi Jika
Melibatkan Ekspansi
Pertimbangan apakah
ekspansi atau satu tahap yang lebih tepat. Faktor-faktornya meliputi tekanan
kompetitif peluang pasar, gangguan operasi, biaya dan ketersediaan dana, dan
kebutuhan pelatihan. Selain itu, pertimbangkan apakah kita memimpin atau
mengikuti kompetitor. Memimpin lebih berisiko, akan tetapi dapat memiliki
potensi imbal jasa yang lebih besar.
MENGEVALUASI ALTERNATIF
Organisasi perlu untuk
menelaah alternatif kapasitas masa yang akan datang dari sejumlah perspektif
yang berbeda-beda. Pertimbangan paling nyata ialah pertimbangan ekonomi: Apakah
alternative itu layak secara ekonomi? Berapa biayanya? Berapa yang akan menjadi
biaya operasi dan pemeliharaannya? Seberapa cepat kita dapat memilikinya? Akankah
alternative itu sesuai dengan karyawan saat ini dan operasi saat ini? Berapa
lama masa penggunaanya?
Kurang nyata, tetapi tetap
peting, ialah opini publik negatif yang mungkin ada. Contohnya, keputusan untuk
membangun pembangkit tenaga listrik baru hampir diyakini akan membangkitkan
reaksi, tidak peduli pembangkit tenaga listri tersebut berbahan bakar batu
bara, nuklir, atau hidroelektrik. Setiap pilihan yang bisa menganggu kehidupan
dan harta benda pasti menghasilkan reaksi yang berlawanan. Kontruksi fasilitas
baru bisa mengharuskan karyawan untuk berpindah ke lokasi yang baru.
Merangkul teknologi baru
dapat berarti melatih kembali beberapa orang dan menghapuskan beberapa
pekerjan. Relokasi bisa mengakibatkan reaksi tidak bagus, khususnya apabila
suatu kota mengalami kehilangan perusahaan besar. Sebaliknya tekanan masyarakat
di lokasi yang baru bisa terjadi jika kehadiran perusahaan dipandang kurang
menguntungkan (polusi, kemacetan, kebisingan).
Sejumlah teknik bermanfaat
untuk mengevaluasi alternatif kapasitas dari sudut pandang ekonomi. Beberapa
teknik yang lebih umum ialah analisis biaya-volume, teori keputusan, analisis
keuangan, dan analisis antrean.
Posting Komentar untuk "Pengembangan Alternatif Kapasitas"
Berkomentarlah sesuai topik pembahasan artikel, dan jangan ragu untuk menegur kami apabila ada kesalahan dalam artikel. Terima kasih.