Permasalahan dalam Desain Produk dan Jasa
Permasalahan dalam Desain Produk dan Jasa
A. Masalah Hukum, Etika, dan Lingkungan
Pendesain harus dilakukan
secara berhati-hati dalam mempertimbangkan beragam pertimbangan hukum, etika
dan lingkungan. Ada banyak organisasi yang memiliki banyak agensi pemerintah
yang mengatur mereka. Dibanyak Negara, lembaga dan komisi pemerintahan yang
lebih popular adalah pihak yang bertanggung jawab kepada kesehatan dan
keselamtan nasional, makanan dan obat-obatan, serta perlindungan lingkungan.
Liabilitas produk bisa menjadi
insentif yang kuat terhadap perbaikkan desain. Liabilitas produk (product
liability) ialah tanggung jawab produsen pada setiap kerugian atau kerusakan
yang disebabkan oleh produk cacat yang diakibatkan karena kelalaian atau desain
yang tidak bagus. Terdapat banyak perusahaan bisnis yang menghadapi banyak
gugatan yang berkaitan dengan produknya, misalnya Mitsubishi Motors, perusahaan
Farmasi, dan perusahaan tembakau. Produsen juga menghadapi garansi tersirat
yang diciptakan melalui hukum lokal yang menyatakan bahwa produk membawa
implikasi terhadap kemampuan untuk diperjual-belikan dan kesesuaian,
yakni produk harus bisa digunakan dengan tujuan yang dikehendaki.
Gugatan dan potensi
gugatan telah mengakibatkan peningkatan biaya hukum dan asuransi, pelunasan
yang mahal terhadap pihak yang dirugikan, dan penarikan kembali yang mhal,
selain itu juga peningkatan kesadaran pelanggan akan keselamatn produk bisa
memengaruhi citra produk, secara merugikan dan meminta permintaan berikutnya
untuk suatu produk.
Oleh karena itu, kita
sangat perlu mendesain produk yang relative babas dari bahaya. Ketika ada
bahaya, kita perlu memasang alat pengaman atau alat lain untuk mengurangi
potensi kecelakaan, serta menyediakan peringatan pemberitahuan resiko secara
memadai. Kelompok konsumen, perusahaan bisnis, dan berbagai lembaga pemerintah
sering kali bekerja sama untuk mengembangkan standar yang berlaku di seluruh
industry, sehingga membantu menghindari bahaya yang mungkin akan terjadi.
Masalah etika sering sekali
muncul pada desain produk dan jasa, sehinga manjer perlu untuk menyadari masalah
etika, serta dalam pendesain perlu mematuhi standar etika. Pendesain sering
kali berada dibawah tekanan unuk mempercepat proes desain dan juga memangkas
biaya. Tekanan inilah yang sering kali mengharuskan pendesain untuk membuat
keputusan yang trade-off, banyak diantara keputusan ini
melibatkan pertimbangan etika.
Salah satu contoh dari
apa yang bisa terjadi yaitu “vaporware”, ketika perusahaan perangkat
lunak tidak kunjung merilis perangkat lunak sesuai dengan jadwal karena
berjuang dengan masalah produksi ataupun kerusakan perangkat lunak. Maka
perusahaan menghadapi dilema apakah meluncurkan perangkat lunak segera atau menunggu
sampai sebagian besar kersakan dihilangkan. Dalam hal ini semakin lama menuggu,
semakin lama pula pendapatan dapat diterima serta semakin besar resiko yang
membahayakan reputasinya.
Organisasi biasanya ingin
agar pendesain menuruti panduan sebagai berikut:
1)
Berikan nilai seperti
yang diharpkan oleh pelanggan.
2)
Buat kesehatan dan
keselamatn menjadi perhatian utama. Yang berisiko adalah karyawan yang akan
menghasilkan barang dan jasa, tenaga kerja yang akan mengakat produk, pelanggan
yang akan menggunakan produk atau menerima jasa, serta masyarakat umum, yang dapat
terancam karena prduk dan jasa.
3)
Buat desain yang
konsisten dengan sasaran organisasi. Misalnya, jika suatu perusahaan memiliki
sasaran seperti mutu yang tinggia, jangan mendesain asal-asalan untuk menghemat
biaya, bahkan dalam bagian yang dinput oleh pelanggan.
4)
Perhatian potesi
kerusakan lingkungan.
B. Masalah Lain dalam Desain Produk dan Jasa
Selain masalah hukum,
lingkungan, dan etika, pendesain juga harus selalu mempertimbangkan siklus
hidup produk dan jasa, berapa banyak standardisasi yang disertakan, keandalan
produk atau jasa, dan jangkauan kondisi operasi ketika produk atau jasa yang
bersangkutan harus berfungsi.
1. Siklus Hidup
Banyak produk maupun jasa
baru mengalami siklus hidup (life cycle) ditinjau dari sudut permintaan.
Saat produk ataupun jasa diperkenalkan, produk atau jasa tersebut dianggap
sebagai barang yang aneh. Pada umumnya permintaan relatif rendah karena calon
pembeli belum mengenal produk maupun jasa tersebut. Ada banyak calon pembeli
mengakui bahwa seluruh kerusakan mungkin tidak direncanakan dan harganya bisa
turun setelah periode pengenalan.
Kapasitas dan pemrosesan
didesain dalam jumlah kecil. Seiring dengan berjalannya waktu, perbaikan desain
biasanya akan menciptkan output yang lebih baik dan murah. Permintaan kemudian akan
bertumbuh karena alasan tersebut dan karena berbagai metode serta kontribusi
pada biaya yang ebih redah.
Pada tahap siklus hidup
berikutnya, produk maupun jasa akan memcapai kedewasaan: ada sedikit, apabila ada,
perubahan desain, serta permintaan menjadi normal. Dan pada akhirnya, pasar akan
menjadi jenuh sehingga mengarah pada menurunnya permintaan. Pada tahun terakhir
siklus hidup, beberapa perusahaan akan menggunakan riset posisi bertahan, yakni
berupaya untuk memperpanjang masa manfaat produk maupun jasa dengan cara meningkatan
keandalan, mengurangi biaya produksi, dan mendesain ulang ataupun mengubah kemasan.
Dalam beberapa kasus perusahaan bisa mencari alternatif pengunaan produknya.
Perusahaan yang berpikiran maju akan mulai mencari produk penganti selama tahap
kedewasaan.
Sementara itu beberapa
produk tidak memperlihatkan siklus hidup seperti: pensil kayu, penjepit kertas,
sendok, garpu, pisau, paku, gelas miniman dan sebagainya. Namun, sebagian besar
adalah produk baru. Dan beberapa siklus hidup jasa terkait dengan siklus hidup
produk. Seperti contohnya ketika produk yang lebih tua dihapuskan, maka jasa
seperti pemasangan dan perbaikkan produk yang lebih tua juga akan dihapuskan.
2. Standarisasi
Masalah penting yang
sering kali muncul dalam desain produk maupun jasa dan prosses yaitu tingkat
standardisasi. Standardisasi (standardization) mengacu pada sejauh mana
tidak adanya variasi dalam produk, jasa atau proses. Produk terstandardisasi ini
dibuat dalam jumlah yang besar dengan objek yang serupa, contohnya seperti komputer,
kalkulator dan susu tanpa lemak. Sementara Jasa terstandardisasi berarti setiap
pelanggan ataupun objek yang diproses pada akhirnya menerima layanan yang serupa.
Tempat cuci mobil otomatis merupakan contoh bagus, setiap mobil, tanpa
memperhatikan seberapa bersih ataupun kotornya, menerima layanan yang serupa.
Proses terstandarisasi mengasilkan jasa atau barang yang terstandardisasi pula.
Standarisasi membawa
sejumlah manfaat penting dan juga kerugian tertentu. Produk terstandardisasi
berarti bagian-bagian bisa saling dipertukarkan, yang disilain menurunkan biaya
produksi disisi lain juga meningkatan produktivitas serta membuat pergantian
atau perbaikkan relative lebih cepat dibandingkan dengan bagian-bagian yang
dibuat sesuai pesanan. Biaya desain umumnya lebih murah. Contohnya TOYOTA
berusaha menstandardisasikan komponen penting dari mobilnya diseluruh lini
produk, komponen-komponen seperti rem, sistem listrik, dan bagian “dalam” akan
sama untuk seluruh mobil Toyota. Dengan mengurangi variasi Toyota menghemat
waktu dan uang sementara mutu dan keandalan produknya meningkat.
Keuntungan Standarisasi:
1)
Dengan menggunakan barang
standar, barang yang lebih dapat dijual lagi atau dilakukan pertukaran.
2)
Para teknisi lebih
mengenal sifat-sifat barang
3)
Memungkinkan pertukaran
barang atau suku cadang yang sesuai dengan kriteria produk standar yang pada akhirnya
dapat mengurangi biaya.
4)
Tidak mungkin salah
spesifikasi dalam pembelian barang.
5)
Pemesanan dan pembelian
barang standar dapat dilakukan dengan mudah dibandingkan pemakaian barang
nonstandar.
6)
Pengenalan barang lebih
mudah dilakukan.
Spesifikasi Barang adalah suatu keterangan terperinci mengenai suatu
barang sehingga barang tersebut bisa dimengerti secara lengkap, benar serta
utuh.
Kerugian Strandarisasi:
Standarisai dapat juga
menimbulkan kerugian, khususnya standarisasi yang menyangkut penggunaan
peralatan, diantaranya yaitu:
1)
Barang standar pada umumnya
berharga mahal, sehingga mengakibatkan biaya yang tinggi.
2)
Ketergantungan pada
pabrik tertentu, dalam hal ini tidak banyak produsen suku cadang dan peralatan
yang spesifikasi barangnya sesuai dengan standarisasi produk yang diperlukan,
sehingga ketika terjadi kenaikan harga maka akan tidak mudah untuk mencari
produsen lain.
Mendesain untuk Penyesuaian Massal
Pada beberapa perusahaan,
strategi untuk menghasilkan barang ataupun jasa standarisasi akan tetapi
menyertakan penyesuaian pada produk jasa atau jasa akhir. Salah satu teknik
yang digunakan yaitu diferensiasi tertunda.
Diferensiasi tertunda adalah
taktik penundaan proses untuk menghasilkan, akan tetapi modal benar-benar menyesuaikan
produk atau jasa. Desain yang teratur adalah bentuk standardisasi. Ukuran
standar menyatakan pengelompokan bagian-bagian komponen ke berbagai subperakitan,
biasanya ke titik-titik tempat sebagian kehilangan identitasnya terpisah. Salah
satu contoh umum dari desain yang teratur ialah komputer, komputer yang
mempunyai bagian berukuran standar sehingga dapat diganti apabila mengalami kerusakan.
3. Keandalan
Keandalan (reliability)
adalah ukuran kemampuan produk, bagian, jasa maupun seluruh system untuk
menajalankan fungsi yang dikehendaki berdesarakan serangakian kondisi yang
ditetapkan. Pentingnya keandalan ini dititikberatkan melalui penggunaan
keandalan oleh calon pembeli.
Istilah kegagalan (failure)
dipakai untuk menguraikan situasi yang mana objek tidak beroperasi seperti halnya
yang dikehendaki. Kegagalan tidak hanya meliputi contoh objek yang sama sekali
tidak berfungsi, akan tetapi juga contoh kinerja objek dibawah standar ataupun
objek yang berfungsi dengan cara yang tidak dikehendaki.
Memperbaiki Keandalan
Keandalan dapat
diperbaiki dengan berbagai cara, beberapa cara diantranya yaitu:
1)
Memperbaiki komponen
desain
2)
Memperbaiki teknik
produksi atau perakitan
3)
Memperbaiki pengujian
4)
Memperbaiki prosedur
pemeliharaan preventif
5)
Menggunakan pendukung
6)
Memperbaiki desain system
7)
Memperbaiki pendidikan
pengguna
Tingkat keandalan optimal
ialah titik ketika manfaat tambahan yang ditrima sama dengan biaya tambahan
untuk memperolehnya. Dalam jangka pendek, trade –off dibuat dalam korteks
parameter yang relative tetap (misalnya biaya), akan tetapi demikian dalam
jangka yang lebih panjang, usaha untuk memperbaiki keandalan serta mengurangi
biaya bisa mengakibatkan tingkat keandalan optimal yang lebih tinggi.
bagusssss
BalasHapus