Metode-Metode Jaringan Kerja
Metode-Metode Jaringan Kerja
Dalam pembahasan kali ini
akan dijelaskan tentang metode-metode yang bisa meningkatkan kualitas
perencanaan waktu dan jadwal proyek yang disesuaikan dengan kompleksitas kegiatan
yang akan dilakukan.
Pembahasan yang pertama ialah metode penjadwalan yang
sederhana yakni Metode Bagan Balok atau dikenal juga dengan Peta Gantt (Gantt
Chart) sampai dengan penjelasan tentang Jaringan Kerja (Network
Analysis) berupa CPM dan PERT. Dalam pembahasan metode-metode tersebut akan
dipaparkan kelebihan dan kekurangan masing-masing dari metode tersebut untuk
digunakan dalam perencanaan serta pengendalian proyek.
A. Peta
Gantt
Peta Gantt ditemukan pada
awal tahun 1900 oleh Henry L.Gantt, seorang engineer dan juga ahli
sosial yang hidup di masa yang sama dengan F.W.Taylor. Gantt berhasil
menciptakan sebuah peta yang pada dasarnya menggambarkan pekerjaan-pekerjaan
yang harus dilakukan, serta menunjukkan hubungan antara semua fase ataupun
tingkat dari pekerjaan tersebut. Pada masa itu, peta ini dipergunakan untuk
menanggulangi masalah pengendalian produksi yang dikenal dengan nama Peta Gantt
atau Gantt Chart.
Peta Gantt disusun dengan
maksud untuk mengidentifikasi unsur waktu dan urutan didalam merencanakan suatu
kegiatan yang terdiri atas: waktu mulai, waktu penyelesaian, serta pada saat
pelaporan. Sampai dengan sekarang, metode peta Gantt masih dipergunakan secara
luas baik berdiri sendiri ataupun dikombinasikan dengan teknik-teknik lainnya
yang lebih canggih.
Gantt memngunakan Gantt
Milestone Chart (peta tonggak kemajuan Gantt). Milestone atau
tonggak kemajuan ialah event yang memiliki fungsi dalam pencapaian keberhasilan
proyek yang dilihat dari segi jadwal. Tonggak kemajuan menandai waktu mulai dan
juga akhir suatu kegiatan. Melalui peta ini bisa diketahui berapa lama waktu
yang diperlukan untuk menyelesaian suatu proyek. Peta Gantt ini dapat digambar
dalam dua bentuk, antara lain yaitu:
1. Bentuk
Koordinat Cartesius (Koordinat X dan Y)
Garis horizontal sebagai
koordinat X ini menunjukkan waktu secara linier serta setiap kegiatan dicatat
pada sumbu Y dengan durasi waktu kegiatan diletakkan horizontal sejajar dengan
sumbu X dengan notasi balok, garis, atau objek lain yang mempunyai dimensi
horizontal. Bentuk peta Gantt dalam bentuk koordinat X dan Y bisa dilihat pada
gambar dibawah. Setiap baris mempunyai dua balok horizontal. Pertama,
menggambarkan kurun waktu perencanaan kegiatan atau target (warna hijau). Dan Kedua,
menggambarkan kurun waktu kenyataan (warna biru).
Dari rangkaian aktivitas
di atas bisa disimpulkan bahwa kegiatan dalam pembuatan sebuah majalah pada
suatu perusahaan penerbitan tidak sesuai dengan jadwal. Untuk kegiatan mencetak
lembar penomoran halaman sendiri terlambat dari jadwal (2 minggu) serta
kegiatan mendesain sampul (3 minggu). Kedua kegiatan itu belum terselesaikan
sementara hasil kegiatan perlu untuk dilaporkan. Dengan begitu, perlu
dilaksanakan rencana alternatif agar seluruh target bisa terpenuhi.
2. Bentuk
Matriks atau Tabel
Untuk setiap kolom
menunjukkan periode (durasi waktu), tingkat keahlian yang diperlukan untuk
melaksanaan kegiatan, serta nama orang yang melaksanakan pekerjaan tersebut.
Setiap periode bisa berupa jam, hari, minggu, bulan, dan satuan waktu yang lainnya.
Setiap baris berisi kegiatan tunggal yang disertai nomor dan nama kegiatan
dalam bentuk balok horizontal disepanjang kolom yang dimulai dari periode mulai
sampai dengan selesai. Tabel dibawah memperlihatkan peta Gantt proses
pembangunan pabrik karet.
Dari tabel tersebut bisa
dijelaskan bahwa waktu mulai dan waktu selesai masing-masing kegiatan direpresentasikan
sebagai ujung kiri dan kanan dari balok yang bersangkutan. Format yang lengkap
dalam menyusun suatu peta Gantt berisi perkiraan urutan kegiatan, skala waktu
(hari, minggu, bulan, tahun), serta analisis kemajuan kegiatan pada saat
pelaporan.
Kelebihan dan Kelemahan Peta Gantt
Kelebihan Peta Gantt:
Jika jumlah kegiatan
tidak terlalu banyak ataupun hanya sekedar jadwal induk, maka metode peta Gantt
menjadi pilihan yang utama dalam proses perencanaan dan pengendalian kegiatan, hal
ini karena peta gantt mudah dipahami oleh seluruh lapisan pelaksana proyek.
Kekurangan Peta Gantt:
a)
Tidak menunjukkan secara
spesifik hubungan ketergantungan antar kegiatan sehingga sulit diantisipasi
jika terjadi keterlambatan suatu kegiatan terhadap jadwal keseluruhan proyek.
b)
Untuk proyek yang
berukuran sedang dan besar serta kompleks, maka peta Gantt tidak mampu
menyajikan jadwal secara sistematis dan mengalami kesulitan dalam menentukan
keterkaitan antar kegiatan.
c)
Tidak mudah dilakukan
perbaikan dan pembaharuan (updating) disebabkan peta baru harus dibuat
kembali, padahal pembuatan ulang akan memakan waktu dan jika tidak dilakukan
segera maka peta tersebut akan menurun daya gunanya.
B. Jaringan
Kerja (Network Analysis)
Metode jaringan kerja diperkenalkan
pada akhir tahun 1950-an oleh suatu tim engineer dan juga ahli
matematika dari Perusahaan Du-Pont yang bekerjasama dengan Rand Corporation
dalam usahanya untuk mengembangkan suatu sistem kontrol manajemen. Sistem ini
bermaksud untuk melaksanakan fungsi perencanaan dan pengendalian sejumlah
kegiatan yang mempunyai ketergantungan yang kompleks didalam ruang lingkup
desain-engineering, konstruksi, serta pemeliharaan (maintenance).
Dalam sebagian besar
literatur, metode jaringan kerja sangat identik dengan teknik metodologi
manajemen proyek pada aspek perencanan dan pengendalian. Sama juga halnya
dengan penggunaan peta Gantt, metode jaringan kerja ini dilihat sebagai langkah
penyempurnaan dari peta Gantt, hal ini karena bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang belum terpecahkan oleh metode peta Gantt itu sendiri, diantaranya yaitu:
a)
Berapa lama perkiraan
kurun waktu penyelesaian proyek.
b)
Jika terjadi
keterlambatan dalam pelaksanaan kegiatan tertentu, bagaimana dampak yang
ditimbulkan terhadap jadwal kegiatan secara keseluruhan.
c)
Kegiatan-kegiatan mana
yang bersifat kritis dalam hubungannya dengan penyelesaian proyek.
Prosedur dan sistematika dalam
menyusun jaringan kerja antara lain sebagai berikut:
1)
Mengkaji dan memecah
lingkup proyek menjadi komponenkomponen kegiatan
2)
Menyusun kembali
kegiatan-kegiatan sesuai dengan logika ketergantungan
3)
Memberikan perkiraan
waktu bagi setiap kegiatan
4)
Mengidentifikasi jalur
kritis
5)
Mencari jadwal yang
eknomis dan optimal
1. Critical
Path Method (CPM)
Pada pembahasan
sebelumnya sudah diberikan penjelasan tentang langkah-langkah dalam menyusun
pekerjaan sehingga membentuk sebuah jaringan kerja. Akan tetapi, proses
perencanaan dan pengendalian proyek tidak hanya pada pembuatan jaringan kerja saja
melainkan harus dilanjutkan pada perhitungan tentang waktu penyelesaian proyek
serta analisis lainnya. Oleh karena itu, digunakanlah beberapa metode yang
sangat membantu serta sudah cukup dikenal dalam membantu merencanakan proyek
dalam bentuk jaringan kerja. Metode tresebut yaitu Metode PERT (Program
Evaluation and Review Technique) dan Metode CPM (Critical Path Method).
Perbedaan pokok antara
CPM dan PERT adalah bahwa CPM memasukkan konsep biaya didalam proses
perencanaan dan pengendaliannya, sementara dalam PERT besarnya biaya
berubah-ubah (uncertainty) sesuai dengan lamanya waktu yang dibutuhkan
dari seluruh aktivitas yang ada dalam suatu proyek. Biasanya metode PERT dipergunakan
untuk proyek penelitian ataupun pengembangan produk baru dengan tingkat
ketidakpastian yang sangat tinggi.
Khusus dalam pembahasan
kali ini akan dibahas tentang Metode CPM saja akan tetapi tidak bermaksud untuk
mengabaikan PERT karena prinsip-prinsip pembentukan jaringan dalam CPM sangat
mirip dengan metode PERT sehingga siapa saja yang mempelajari CPM dengan baik,
tidak akan menemui kesulitan dalam memperggunakan PERT. Dalam hal ini perlu
disadari bahwa teknik atau metode CPM dan PERT sangat penting artinya sebagai
alat perencanaan serta pengendalian pelaksanaan suatu proyek.
Posting Komentar untuk "Metode-Metode Jaringan Kerja"
Berkomentarlah sesuai topik pembahasan artikel, dan jangan ragu untuk menegur kami apabila ada kesalahan dalam artikel. Terima kasih.