Syarat-Syarat Display Produk
Syarat-Syarat Display Produk
Menyusun barang dagangan merupakan salah satu hal
yang tidak kalah penting dalam dunia perdagangan karena hal ini akan memberikan
kesan pertama dari pengunjung toko, oleh karenanya barang-barang dagangan yang dipajang
di dalam ruangan toko ataupun dietalase harus ditata sedemikian rupa agar
kelihatan rapi, serasi serta menarik bagi setiap orang terutama bagi calon
pembeli.
Dalam penataan barang dagangan ini diperlukan
keahlian khusus, kreasi serta seni yang tinggi jadi tidak semua orang bisa
menatanya sendiri. Agar penataan terlihat menarik, maka perlu untuk menyewa orang-orang
yang ahli dalam bidang dekorasi dan penataan barang atau pemajangan, dengan
harapan hal ini bisa digunakan sebagai dasar, contoh atau acuan untuk penataan yaong
akan datang.
Penataan barang ada baiknya setiap saat diubah agar
tidak membosankan serta disesuaikan dengan keadaannya. Dalam hal ini yang perlu
diperhatikan adalah mengenai bagaimana bentuk, ukuran, tempat, warna, dan
perlengkapan-perlengkapan lainnya dipadukan sehingga penataan barang-barang kelihatan
rapi dan juga menarik, yang nanti pada akhirnya akan bisa menarik calon pembeli
untuk memiliki barang-barang yang dipajang tersebut.
Pemajangan barang dagangan adalah seni (applied art) serta merupakan unsur promosi
yang cepat berkembang dan merupakan salah satu unsur yang dirasa sangat
penting, terutama dilihat dari fungsinya yakni untuk memperkenalkan barang
dagangan, menarik perhatian pengunjung, serta untuk melihat dan memegang barang
dagangan yang kita pajang. Dalam menata barang dagangan (Display) harus
dilengkapi dengan informasi keadaan toko dan barang-barang yang dijual, hal ini
memiliki maksud agar calon pembeli lebih mengenal barang serta semakin besar
peminat untuk melakukan transaksi.
Semakin banyak barang yang ditampilkan, maka semakin
mudah pula calon pembeli untuk menentukan pilihannya, oleh sebab itu display
harus disajikan berdasarkan sudut pandang para pembeli. Selain menata barang-barang
dagangan, yang perlu diperhatikan juga ialah penataan ruangan toko (lay out) sebagai sarana strategis yang
bisa dimanfaatkan dengan efektif dan efisien untuk ditata secara apik sehingga dapat
memberikan ruang gerak yang bebas bagi para calon pembeli. Dengan ruang gerak
yang bebas para calon pembeli akan merasakan kenikmatan dalam berbelanja, disisi
lain toko juga harus memberikan kemudahan bagi para calon pembeli untuk memilih
barang yang dibutuhkannya, oleh karena itu letakkanlah barang-barang dengan
posisi yang mudah dilihat dan dijangkau.
A.
Mengacu
Pada Logika Konsumen
Terdapat beberapa hal penting yang harus
diperhatikan oleh para peritel dalam melakukan display barangnya, yaitu harus
mengacu pada “logika” konsumen. Logika konsumen bisa diartikan sebagai segala
sesuatu yang meliputi cara berpikir, kebiasaan maupun kecenderungan psikologis konsumen
yang mempengaruhi perilaku mereka pada saat berbelanja dan berada didalam toko.
Sebagai contoh, kebanyakan konsumen yang mempunyai
kebiasaan belanja secara bulanan pada umumnya sudah mengetahui secara persis
barang apa saja yang harus dibeli pada saat berbelanja. Pada saat berada di
dalam toko, konsumen ini akan memulai “perburuan” mencari barang yang ia
butuhkan dengan cara berjalan dari lorong ke lorong secara teratur. Apabila
pada saat itu mereka membutuhkan barang untuk keperluan mandi dan mencuci
(toiletries) hampir bisa dipastikan mereka akan menyelesaikan perburuan atas barang-barang
tersebut terlebih dulu baru kemudian beralih untuk mencari barang keperluan
lain. Sangat jarang terjadi seorang konsumen melakukan perburuannya secara acak
kecuali konsumen tersebut memang tidak mengidentifikasikan terlebih dulu
barang-barang apa saja yang dia butuhkan, biasanya konsumen seperti ini tidak
mempunyai kebiasaan berbelanja bulanan.
Berdasarkan kecenderungan diatas, para peritel bisa
menyiasati display-nya tidak hanya dengan mengatur penempatan barang-barang berdasarkan
grouping (pengelompokan barang) melainkan juga bisa memajangnya secara
runtut (berurut). Untuk contoh kasus dalam hal ini, display produk-produk
toiletries, para peritel bisa melakukannya dengan mulai memajang produk-produk
pasta gigi pada rak atau gondola pertama. Kemudian produk sabun mandi pada rak
kedua disebelahnya. Dilanjutkan lagi dengan memajang produk perawatan rambut
pada rak ketiga dan seterusnya.
Begitu juga pada saat mendisplay produk-produk
konsumsi seperti misalnya mie instant. Apabila mengacu pada logika konsumen, para
peritel sebaiknya memajang produk mie instant berdekatan dengan sambal, saos atau
kecap, hal ini berkaitan dengan kecenderungan konsumen pada saat mengkonsumsi
mie instant yang biasanya dilengkapi dengan sambal, saos dan kecap. Sementara
pada saat memajang produk-produk kategori breakfast (sarapan pagi)
seperti roti, keju, sereal dan selai, para peritel juga bisa memajang
produk-produk tersebut dalam satu rak ataupun paling tidak berdekatan satu sama
lain, kemudian tempatkan juga produk-produk seperti kopi, teh, gula, termasuk
SKM (susu kental manis) pada rak-rak tersebut karena produk-produk tersebut
biasanya juga dikonsumsi oleh konsumen pada saat sarapan pagi.
Dan masih banyak contoh-contoh siasat lain yang bisa
diterapkan oleh para peritel sehubungan dengan bagaimana beradaptasi dengan kecenderungan-kecenderungan
konsumen ini. Contoh lagi, apa yang selama ini dikenal dengan istilah “customer eye level” atau level pandangan
mata konsumen. Level pandangan mata konsumen pada saat berada didepan rak
display biasanya akan tertuju pada salah satu shelve (daun rak) yang ada
pada tingkat tertentu, basanya shelve yang tingginya antara pinggang dan dada konsumen/pengunjung,
maka tak heran apabila banyak para peritel yang jeli menyiasatinya dengan
memajang barang bermargin gemuk (high
profit) pada bagian shelve tersebut.
Display yang mengacu dengan logika konsumen tidak
hanya melahirkan nilai tambah (kemudahan) yang dirasakan secara langsung oleh konsumen
ataupun pengunjung toko akan tetapi juga membantu para peritel dalam hal
pengaturan display-nya secara keseluruhan, misalnya dalam mensiasati display
produk-produk impulse agar lebih efektif dan efisien.
B. Syarat
Display yang Baik
Selain mengacu pada logika konsumen dalam
menjalankan aktivitas-aktivitas display, para peritel juga harus memperhatikan
aspek-aspek yang tak kalah penting lainnya yang merupakan syarat-syarat dalam
mewujudkan display yang baik, yaitu sebagai berikut:
1) Display
harus mampu membuat barang-barang yang dipajang menjadi mudah untuk dilihat,
mudah dicari serta mudah dijangkau. Ketiga hal ini ialah syarat mutlak yang
harus diwujudkan oleh aktivitas display. Apabila tidak, display yang menarik
dan seatraktif apapun nantinya akan sia-sia.
2) Display
harus memperhatikan aspek keamanan, baik itu keamanan bagi pengelola toko dari
potensi-potensi kehilangan barang, maupun keamanan bagi para pengunjung
(konsumen) yang berada didalam toko. Berhubungan dengan aspek keamanan ini,
para peritel pada umumnya tidak akan menempatkan barang yang mudah pecah
disembarang rak. Barang-barang yang mahal, terutama yang ukuran fisiknya kecil
biasanya akan dipajang dietalase. Sementara barang-barang kemasan kaleng yang
cukup berat biasanya akan ditempatkan pada shelve paling bawah untuk
menghindari risiko timbulnya cidera bagi para pengunjung (terutama anak-anak)
apabila barang tersebut jatuh.
3) Display
yang dilakukan oleh para peritel harus bersifat informatif dan komunikatif,
dalam hal ini para peritel bisa memanfaatkan alat-alat bantu seperti standing
poster, shelf talker, signage dan jenis-jenis point of purchase (POP)
materials lainnya.
Posting Komentar untuk "Syarat-Syarat Display Produk"
Berkomentarlah sesuai topik pembahasan artikel, dan jangan ragu untuk menegur kami apabila ada kesalahan dalam artikel. Terima kasih.