Siklus Hidup Produk dan Strategi Pemasarannya
Siklus Hidup Produk dan Strategi Pemasarannya
Siklus
kehidupan produk merupakan tahap kehidupan produk mulai dari sejak produk
diciptakan, diperkenalkan, dan sampai produk tersebut mengalami kejenuhan.
Siklus
kehidupan produk ini terdiri dari 5 tingkatan, yang antara lain yaitu:
1) Tahap introduksi (introduction)
2) Tahap pengembangan (growth)
3) Tahap kematangan (maturity)
4) Tahap menurun (decline)
5) Tahap ditinggalkan (abandonment)
Jangka
waktu setiap tahap ini berbeda-beda pada setiap macam produk, bisa diukur
dengan mingguan, bulanan, tahunan maupun puluhan tahun. Seperti misalnya model
pakaian, yang dinamakan fad (model yang tidak tahan lama) dengan cepat
akan hilang dari pasar, akan tetapi model mobil ada yang sanggup bertahan bertahun-tahun.
Pada
saat permulaan produk diperkenalkan ke pasar, penjulan masih sangat rendah karena
pasar belum mengenal produk tersebut. Disini diperlukan promosi yang cukup
intens. Lebih rinci lagi pada tahap introduksi ini bisa dilakukan strategi sebagai
berikut:
1)
Berusaha
untuk selalu memperbaiki penampilan produknya.
2)
Menyebarkan
barang sebanyak-banyaknya ke semua toko di seluruh daerah. Tindakan seperti ini
disebut dengan melakukan sell-in ke sebanyak mungkin toko apabila perlu
dilakukan perlombaan diantara penjual dimana siapa yang terbanyak mengunjungi
toko untuk diisi maka tenaga penjual tersebut akan diberi hadiah.
3)
Lalu
kemudian setelah itu dilakukan sell-out dengan cara melancarkan promosi
di media masa secara gencar.
Kemudian
setelah konsumen kenal produk tersebut maka akan banyak orang yang membelinya,
pasaran makin luas dan omzet meningkat secara cepat (growth). Dalam
keadaan seperti ini, pengusaha harus menyebar luaskan barang-barangnya, dan
cara mengisi seluruh toko yang mungkin bisa menjual produknya. Strategi yang
digunakan dalam masa pertumbuhan ini antara lain yaitu:
1)
Usahakan
untuk terus mencari segmen baru, menambah jumlah tenaga penjual, dan menambah
armada pengangkutan.
2)
Selalu
memperbaiki mutu produk dengan penampilan dan kualitas yang prima.
3)
Mencoba
mempertimbangkan strategi menurunkan harga untuk barang-barang yang harganya
cukup tinggi.
Namun
kemudian ada saatnya pasar menjadi jenuh dan timbul masa maturity. Konsumen
disini mulai merasa bosan, dan menunggu sebuah produk baru lagi. Dalam keadaan seperti
ini, strategi yang bisa dilakukan antara lain yaitu:
1) Berusaha untuk mencari
segmen-segmen kecil yang belum terisi dengan harapan bisa menarik konsumen
baru.
2) Menciptakan produk dengan kemasan
besar sehingga jumlah penjualan akan tetap meningkat seperti yang dilakukan
oleh minuman coca cola yang menciptakan botol isi 1 liter, minyak goreng yang menciptakan
kemasan 5 kilogram, dan odol yang menciptakan ukuran besar.
3) Memperbaiki penampilan produk
dengan membuat atau menambahkan sesuatau yang baru dengan sedikit perbaikan. Pengusaha
harus mencoba untuk merubah product design (gatra produk), serta merubah
desain pembungkus ataupun memperbaiki mutu produk menjadi produk yang lebih
super, lebih bermutu, agar konsumen tidak mengalami kejenuhan.
Apabila
strategi diatas tidak berhasil, maka akan timbul masa-masa penurunan (decline),
yaitu ketika omzet penjualan mulai menurun. Maka strategi yang bisa digunakan
dalam masa decline ini antara lain yaitu:
1) Apabila gejalanya sudah parah maka
anggaran untuk promosi harus di stop.
2) Pusatkan perhatian pada pasar
yang masih memiliki harapan sementara pasar lainnya dihentikan.
3) Strategi terakhir adalah
menghentikan pasaran produk secara menyeluruh, lalu menciptakan produk baru
untuk memulai masa introduksi kembali.
Akhirnya
apabila semua tidak bisa diatasi maka produk tersebut akan ditinggalkan oleh
konsumen dan produknya akan hilang dari pasaran.
Posting Komentar untuk "Siklus Hidup Produk dan Strategi Pemasarannya"
Berkomentarlah sesuai topik pembahasan artikel, dan jangan ragu untuk menegur kami apabila ada kesalahan dalam artikel. Terima kasih.