Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Prosedur Penagihan dan Prosedur Pembayaran

Prosedur Penagihan dan Prosedur Pembayaran


A. Prosedur Penagihan

Berikut ini ialah prosedur penagihan yang sering kali ditemukan dalam praktek yakni dalam perusahaan-perusahaan yang melaksanakan penagihan piutang melaliu collector, dalam artian petugas penagihan (colector) langsung datang ketempat debitor piutang. Prosedur penagihan ini terbagi atas beberapa bagian, kegiatan bagian-bagian tersebut antara lain sebagai berikut.

1. Bagian Penagihan

a)      Mengelompokkan kuitansi berdasarkan daerah penagihan.
b)      Membuat daftar kuitansi untuk tiap-tiap daerah penagihan.
c)      Menyerahkan daftrar kuitansi beserta kuitansinya (lembar 1 dan 2) kepada petugas penagihan (collector) masing-masing daerah. Kuitansi 1 diserahkan kepada debitor piutang yang berhasil ditagih, sesudah yang bersangkutan menanda-tangani daftar kuitansi tersebut. Sementara kuitansi 2 diserahkan kembali kepada Bagian Penagihan, beserta dengan uang hasil penagihan, daftar kuitansi, serta kuitansi untuk debitor piutang yang belum berhasil untuk ditagih (lembar 1 dan 2). Daftar kuitansi dan kuitansi yang belum berhasil ditagih (lembar 1 dan 2) oleh Bagian Penagihan tersebut diserahkan kembali kepada collector untuk ditagih pada hari berikutnya.
d)      Menyerahkan kuitansi lembar 2 beserta dengan uang hasil penagihan kepada Bagian Kas.

2. Bagian Kasa

a)      Menerima uang hasil penagihan beserta dengan kuitansi lembar 2 dari Bagian Penagihan.
b)      Meneliti kecocokan atas jumlah uang hasil penagihan dengan data kuitansi lembar 2 yang diterima atau yang diserakan oleh Bagian Penagihan.
c)      Membuat bukti penerimaan kas rangkap 3 untuk penerimaan piutang sebesar jumlah hasil penagihan. Lembar 1 diserahkan kepada Bagian Jurnal dan bagian Buku Besar beserta dengan kuitansi yang diterima dari Bagian Penagihan. Lembar 2 diserahkan ke pada Bagian Piutang untuk nantinya dicatat dalam kartu piutang. Dan lembar 3 diarsipkan di Bagian Kasa.

3. Bagian Jurnal dan Buku Besar

a)      Menerima bukti penerimaan kas lembar 1 beserta dengan kuitansi lembar 2 dari Bagian Kasa.
b)      Mencatat bukti penerimaan kas dalam jurnal penerimaan kas dengan mendebet akun Kas dan kredit Piutang.
c)      Mengarsipkan bukti penerimaan kas lembar 1 dan kuitansi lembar 2 menurut nomor bukti.

B. Prosedur Pembayaran

Sekaran ini, kemajuan teknologi memungkinkan perusahaan untuk melakukan transaski penjualan barang dagangan dengan kartu kredit, seperti misalnya dengan menggunakan Master Card, American Express, VISA Card, Citibank Card, BCA Card (ini hanya berlaku jika perusahaan membuka fasilitas untuk skim pembayaran dengan kartu ini). Transaksi penjualan seperti ini hampir sama dengan penjualan kredit akan tetapi pembayaran dari pembeli akan dijamin oleh perusahaan yang mengeluarkan kartu kredit tersebut sehingga pada saat menguangkannya kartu kredit tersebut akan dipotong komisi (misalnya 5%).

Bukti transaksi untuk penjualan dengan menggunakan kartu kredit ialah slip kartu kredit, yang dibuat rangkap 3 (tiga) satu untuk hak pembeli, satu untuk penjual dan satu lagi untuk perusahaan yang mengeluarkan kartu kredit tersebut. Contohnya, UD. Busana Muslim kebetulan pada tanggal 12 Desember 2003 menjual barang dagangan dengan menggunakan pembayaran kartu kredit seharga Rp. 100.000,00. Maka slip kartu kredit yang dibuat oleh Bagian Penjualan antara lain yaitu sebagai berikut:

Gambar slip kartu kredit

Sistem pembayaran dengan menggunakn kartu kredit melibatkan banyak perusahaan (bank) sebagai pihak yang mengeluarkan kartu kredit tersebut. Oleh karena itu sistem penagihan kartu kredit yang terkumpul akan diserahkan serta ditangani oleh bank mitra kerja perusahaan tersebut. Pada umumnya setiap akhir periode (bulan) bank mitra perusahaan tersebut akan melaporkan hasil penagihan kartu kredit.

Setidaknya penghitungan bunga kartu kredit ada dua cara. Tiap-tiap bank mempunyai caranya sendiri, yaitu penghitungan berdasarkan tanggal transaksi dan tanggal saat lembar tagihan tersebut dicetak. Berikut ini adalah perhitungannya. Berdasarkan tanggal transaksi: Nilai transaksi x jumlah hari dari tanggal transaksi sampai dengan tanggal lembar tagihan dicetak x jumlah bulan dalam setahun x bunga per bulan x 1/365 hari.

1.      Berdasarkan tanggal tagihan dicetak: Total nilai transaksi x jumlah hari dari tanggal transaksi sampai dengan tanggal lembar tagihan dicetak x jumlah bulan dalam setahun x bunga per bulan x 1/365 hari.

Supaya lebih memahami ini, simaklah satu contoh perhitungan pembayaran yang harus dibayarkan Rosa di bawah ini.

Prosedur Penagihan dan Prosedur Pembayaran

Perhitungan Bunga Berdasarkan Tgl. Transaksi:

a. Pemakaian (Rp)
(4.800.000x29x12x3%) x 1/365 = 137.293,15
(45.500x28x12x3%) x 1/365 = 1.256,55
(100.000x25x12x3%) x 1/365 = 2.465,75
(50.000x20x12x3%) x 1/365 = 986,30
(2.350.000x19x12x3%) x 1/365 = 44.038,36
(320.000x14x12x3%) x 1/365 = 4.418,63
Jumlah = 190.458,74

b. Pembayaran (Rp)
(500.000x8x12x3%) x 1/365 = 3.945,21
Total Bunga = Bunga A - Bunga B = Rp 190.458,74 - Rp 3.945,21 = Rp 186.513,53

Perhitungan Bunga Berdasarkan Tgl. Lembar Tagihan Dicetak:
A. Pemakaian (Rp) (4.800.000x30x12x3%) x 1/365 = 142.027,39
B. Pembayaran (Rp) (500.000x8x12x3%) x 1/365 = 3.945,21
Total Bunga = Bunga A - Bunga B = Rp 142.027,39 - Rp 3.945,21 = Rp 138.082,18

Total pembayaran yang telah jatuh tempo pada tanggal 16 Oktober 1997 untuk sistem perhitungan bunga berdasarkan tanggal transaksi yaitu:
Rp 8.165.500 + Rp 186.513,53 = Rp 8.352.013,53

Total pembayaran yang jatuh tempo pada tanggal 16 Oktober 1997 untuk sistem perhitungan bunga berdasarkan tanggal lembar tagihan dicetak yaitu:
Rp 8.165.500 + Rp 138.082,18 = Rp 8.303.582,18

Posting Komentar untuk "Prosedur Penagihan dan Prosedur Pembayaran"