Administrasi Barang Gudang
Administrasi Barang Gudang
Administrasi
barang dilaksanakan oleh Divisi Gudang (Warehouse Goods). Seperti yang
telah diuraikan pada artikel sebelumnya bahwa barang-barang dari Divisi Receiving Goods, barang-barang
yang berjumlah banyak, susah diperoleh, serta barang-barang program akan dialokasikan
ke gudang, tetapi barang-barang yang penjualannya cepat (Fast Moving) akan
langsung dikirim ke toko.
Adapun
cara mengadministrasikan data-data barang dagangan yaitu dengan cara memasukkan
data-data ke dalam elemen-elemen antara lain sebagai berikut:
1)
Nama
barang
2)
Saldo
awal
3)
Barang
keluar
4)
Barang
masuk
5)
Saldo
akhir, baik secara fisik maupun yang tertera pada kartu
6)
Validatas
nilai barang plus ataupun minus
7)
Nilai
beli
8)
Tanda
tangan administrasi gudang, Stock Control Supervisor, Chief Operation,
Depatemen Supervisor, Inventory Control, dan Store Manager.
Pada
administrasi barang akan bisa diketahui nilai barang dari saldo awal, mutasi
keluar, mutasi masuk, stok kartu, stok fisik, dan total pembelian secara
keseluruhan.
SOP Perusahaan untuk Pengiriman Produk
Pengiriman
barang dari Supllier kepada konsumen terdiri atas beberapa tingkatan,
diantaranya yaitu:
1)
Pengiriman
barang dari Principle ke Distributor
2)
Pengiriman
barang dari Distributor ke Retail
3)
Pengiriman
barang dari Distributor ke Star outlet
4)
Pengiriman
barang dari Distributor ke Grosir
5)
Pengiriman
barang dari Retail ke Konsumen
6)
Pengiriman
barang dari Star outlet ke Konsumen
7)
Pengiriman
barang dari Grosir ke Konsumen
Pengiriman
barang dari Supplier kepada konsumen bisa dilaksanakan apabila bila ada agreement
dari kedua belah pihak yakni pada saat proses tawar-menawar. Jika yang
telah menjadi kesepakatan harga franco gudang, maka pihak Supllier tidak
melaksanakan pengiriman barang, dan apabila Supllier mengirimkan barang
pesanannya kepada konsumen, maka biaya pengangkutan barang akan ditanggung oleh pembeli/konsumen. Serta
sebaliknya jika dalam perjanjian penjualan (Agreement to Sale) kedua
belah pihak sudah ada kata kesepakatan bahwa barang akan diterima di gudang
pembeli maka penjual (Supllier) berkewajiban untuk mengirimkan barang
pesanan pembelian (Purchase Order).
Keterangan:
1)
Distributor
mengirim PO kepada Pinciple untuk nanti diproses dalam hal pengiriman
barang.
2)
Principle
melakukan Delevary sesudah
PO diproses.
3)
Distributor
melakukan T/O (Taking Order) ke Grosir, Retail, Star Outlet.
4)
Sesudah
T/O (Taking Order) dilakukan dan diproses oleh bagian Administrasi
(Distributor) maka segera distributor melakukan delevary.
5)
Grosir,
Retail, Star Outlet, menjual barang kepada konsumen.
Formulir Pengiriman dan Penerimaan Barang
Jika
ditinjau dari segi ketersediannya barang-barang dagangan, proses kegiatan
pengadaan barang dagangan pertama-tama diawali oleh pembuatan Surat Pesanan (Order
Letter/OL ataupun Delevary Order/DO) atau biasa disebut juga dengan Pesanan
Pembelian (PO). Kegiatan ini dilaksanakan oleh Divisi Buyer. PO tersebut
bisa dikirim melalui kurir, pos ataupun bisa lewat e-mail. Apabila sudah ada
persetujuan dari Supplier maka barulah
barang pesanan bisa dikirim.
a. Formulir
Pengiriman
Formulir
pengiriman barang dagangan ialah berupa Faktur ataupun Nota Penjualan yang fungsinya
sebagai Surat Jalan serta merupakan bukti Penerimaan Barang dan Penyerahan
Barang. Faktur ataupun Nota Penjualan ini berisi keterangan-keterangan, antara
lain yaitu:
1)
Nama
dan alamat lengkap pelanggan
2)
Nama
dan alamat lengkap supllier
3)
Syarat
pembayaran
4)
Nomor
faktur atau nota penjualan
5)
Nama
produk atau barang dagangan
6)
Nomor
urut barang dagangan
7)
Jumlah
atau banyaknya barang dagangan karton atau pcs
8)
Harga
satuan barang
9)
Discount
10) Jumlah harga serta bonus
11) Nama jelas salesman dan pelanggan
yang bersangkutan serta tanda tangan.
Faktur
tersebut harus diisi berdasarkan PO dari pelanggan dan pengiriman barang akan
dilaksanakan sebelum jatuh tempo yang tercantum pada PO tersebut.
b. Format
Pengiriman Barang
Format
pengiriman barang ialah Surat Pengantar Barang dan Daftar Perincian Barang.
Format pengiriman barang tersebut bentuknya berbeda-beda antara supplier yang
satu dengan supplier yang lainnya. Semua itu tergantung pada selera supplier
masing-masing, namun pada prinsipnya ialah sama dimana pada intinya adalah
menerangkan barang yang dikirim. Surat pengantar barang berguna sebagai tanda
terima penyerahan barang kepada penerima barang (pembeli atau pemesan). Selain
itu juga berguna dalam menjamin keamanan selama perjalanan pada saat barang
yang bersangkutan diangkut, terutama apabila ada pemeriksaan dari pihak yang
berwajib.
Adapun
surat pengantar barang lainnya mencantumkan antara lain sebagai berikut:
1)
Nama
serta alamat penjual dan pembeli barang
2)
Nomor
surat pengantar dan nomor surat kendaraan
3)
Nomor
pesanan (bila atas pesanan)
4)
Nomor
urut barang yang dikirim
5)
Keterangan
barang, tempat dan tanggal penerimaannya
6)
Jenis
dan banyaknya barang yang dikirim
7)
Nama
pengirim dan penerima barang
Surat
pengantar barang tersebut harus distempel oleh perusahaan penjual. Berikut ini
merupakan contoh format Surat Pengantar Barang.
Untuk
melengkapi serta melancarkan pengiriman barang, selain surat pengantar masih
dibutuhkan juga satu surat yang memuat daftar perincian barang. Dimana berguna
untuk mengetahui jenis barang yang dikirimkan, berat barang, dan juga isi
barang. Selain itu juga surat tersebut berguna sebagai penunjuk kepada petugas
bea cukai pada waktu pemeriksaan dan juga petugas gudang pada saat barang tersebut
dibongkar.
Posting Komentar untuk "Administrasi Barang Gudang"
Berkomentarlah sesuai topik pembahasan artikel, dan jangan ragu untuk menegur kami apabila ada kesalahan dalam artikel. Terima kasih.