PENGEMASAN YANG EFEKTIF
PENGEMASAN YANG EFEKTIF
Berikut
ini adalah beberapa hal yang dapat dicapai melalui pengemasan yang efektif:
1. Fungsi Penyatu
Fungsi
dari bahan kemasan secara prinsip ialah mewakili produk, namun apabila dilihat
dari aspek lain dapat berfungsi lain. Misalnya seorang anak membeli beberapa
permen dari warung, kemudian permen tersebut diwadahi dalam kantong plastik
maka peran kantong plastik tersebut tidak hanya mewadahi akan tetapi sekaligus
juga menyatakan produk tersebut. Dengan perkembangan swalayan yang begitu pesat
kebutuhan unti sale ini akan terus meningkat. Pelanggan dapat mengambil produk yang
mereka inginkan tanpa harus dibantuan oleh pelayan sesuai unit yang diinginkan.
2. Kompatibilitas
Yaitu
kemasan dapat kompatible dengan produknya, terdapat dua faktor yang harus
diwaspadai dalam hal ini yaitu pengaruh produk terhadap bahan kemasan dan pengaruh
bahan kemasan terhadap produk. Banyak contoh yang bisa diberikan mengenai
terjadinya interaksi tersebut. Misalnya ialah pemilihan kemasan untuk dipakai
untuk produk yang korosive seperti asam mineral, jika kemasan dari logam yang
digunakan maka produk tersebut akan dapat merusak kemasan dan akan terjadi
kebocoran.
Sementara
jika produk dikemas dalam kemasan dari plastik contohnya pada pengemasan food
stuff seperti buah dalam kaleng dan daging yang dikalengkan, jika buah
seperti cherry diwadahi dalam tinplate biasa maka kaleng akan mereduksi warna
dalam cherry menjadi tidak akan berwarna. Penambahan laquer ke dalam kemasan
kaleng akan mempu mengatasi keadaan tersebut, sementara dalam kasus daging
dalam kaleng keadaannya akan berbeda, belerang yang ada di dalam daging, bisa
menghitamkan produk tersebut, sedangkan penambahan laquer yang normal tidak
akan cukup untuk mengatasi keadaan seperti itu. Laquer yang khusus dari Zink
Oxide dipakai dan belerang yang ada dalam produk akan bereaksi dengan zink
oxide dan akan terbentuk zink sulphida yang berwarna putih.
3. Penyimpanan
Apabila
memperhatikan prinsip bahwa kemasan harus dapat menyimpan produk namun dengan
mengantisipasi faktor waktu, kemasan harus dapat menambah kestabilan produk
pada batas kadaluarsa yang diperlukan dan daya penyimpan dari kemasan atas
produk harus diartikan fisik ataupun kimia, artinya pada batas waktu yang
diperlukan kemasan tersebut harus tahan terhadap guncangan mekanis, static loads
selama dalam penimbunan, serta pengaruh iklim. Apabila kemasan tersebut
merupakan returnable atau mempunyai nilai penggunaan kembali maka faktor
ketahanan penyimpan ialah penting.
Produk
yang mudah rusak serta alat engineering yang berat juga perlu untuk dijaga dari
kemungkinan bergerak dalam kemasan. Kelihatannya crate yang terbuat dari kayu
yang kokohpun dengan bantuan bantalan yang lunak kadangkala masih bisa merusakkan
alat elektronik akibat goncangan yang tidak bisa dihindarkan.
Gerakan
dari alat berat yang berada didalam kemasan tidak akan mengakibatkan kerusakan pada
produk itu sendiri akan tetapi produk yang ada disekitarnya akan mengalami
akibatnya. Penjagaan atas gerakan suatu produk secara keseluruhan bisa
dilakukan dengan menghindarkan gerakan di dalam produk tersebut. Alat ukur yang
memiliki drum type ataupun sirkuler chart dengan marking pen ada baiknya
dilepas dan dikemas tersendiri.
4. Pemisahan
Pemisahan
merupakan tindakan penjagaan terhadap terjadinya gerakan di dalam kemasan, agar
produknya tidak rusak. Contoh yang mudah ialah mengemas 12 botol dalam karton
box, apabila botol-botol tersebut tidak dipisahkan satu sama lain maka mungkin
akan lebih mudah pecah. Pemakaian pemisah yang tepat ataupun efektif akan
menghindarkan botol tersebut dari kerusakan dan setiap guncangan yang terjadi akan
terkena pada bagian yang paling kuat dari produk tersebut.
5. Clearance
Cara
lain untuk memperoleh proteksi terhadap produk adalah dengan mengusahakan
adanya clearance antara produk dengan sisi ataupun ujung dari kemasan, dengan
cara seperti ini kemasan akan menahan tekanan dari luar serta tidak akan
meneruskan pada produknya. Untuk material clearance pada umumnya dipakai
potongan kertas, sebuk gergaji maupun potongan expanded polystyrene, cara
lumayan murah, dan tidak selalu bisa diaplikasikan. Bentuk, berat, serta sifat
fragility dari produk adalah faktor yang menentukan cara proteksi yang dapat
diterapkan, didalam menerapkan cara seperti ini diperlukan kehati-hatian jangan
sampai menempatkan produk terlalu dekat dengan sisi dari kemasan.
6. Positioning
Hendaknya
menempatkan produk pada posisi yang tetap, contohnya penempatan mainan
anak-anak jangan sampai berada ditempat yang sulit digapai dan terjadi
kerusakan pada produk. Positioning dapat dibantu dengan elastic atau benang dan
tempatkan secara ketat mengukuti bentuk dari kemasan.
7. Support
Kemasan
harus dapat memberikan support pada produk yang dikemasnya, peralatan yang
fragile apabila ditempatkan secara statis tidak ada masalah akan tetapi
membutuhkan support dalam transit.
8. Distribusi Berat
Produk
yang dikemas hendaknya beratnya diatur secara merata sebagai aspek dari
conditioning, hal ini untuk mendistribusikan berat secara baik atau seimbang
yang bertujuan untuk memudahkan handling.
9. On Abrasi
Proses
abrasi merupakan kegiatan negative namun tetap perlu diperhatikan, cara untuk
menghindari abrasi tergantung dari penggunaan produk yang akan dikemas, salah
satu caranya adalah dengan melapisi produk yang akan dikemas dengan polietilen
ataupun kertas. Efisiensi dari suatu kemasan untuk dapat menyimpan produk
dengan baik tergantung dari penutupnya. Harus dapat dibedakan antara multiple
use container dan single use container. Penutup kembali suatu kemasan, harus
didisain dengan sebaik mungkin agar tidak sulit menutupnya. Kemas flexible
seperti pouches, sachet, dan bag bisa ditutup kembali dengan penutup khusus.
Posting Komentar untuk "PENGEMASAN YANG EFEKTIF"
Berkomentarlah sesuai topik pembahasan artikel, dan jangan ragu untuk menegur kami apabila ada kesalahan dalam artikel. Terima kasih.