Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

3 Masalah Besar Komunikasi dalam Proses Negosiasi

3 Masalah Besar Komunikasi dalam Proses Negosiasi

Negosiasi memiliki prinsip menghasilkan kesepakatan bijaksana yang damai serta efisien. Dalam artian bahwa semakin anda mengetengahkan standar yang adil, efisien ataupun berdasar ilmiah pada permasalahan anda, maka akan semakin besar kemungkinan anda untuk menghasilkan paket negosiasi yang adil dan bijaksana. Tanpa adanya komunikasi, maka tidak akan terjadi sebuah negoisasi.

Negosiasi adalah proses komunikasi yang ulang-alik untuk mencapai sebuah kesepakatan bersama. Proses komunikasi bukanlah hal yang mudah, meskipun dilakukan oleh orang-orang yang memiliki latar belakang pengetahuan serta pengalaman yang luas. Terdapat 3 (tiga) masalah besar dalam komunikasi, antara lain yaitu:

3 Masalah Besar Komunikasi dalam Proses Negosiasi

1.      Tidak Saling Berbicara

Para negosiator mungkin tidak saling berbicara, ataupun paling tidak dilakukan dengan cara yang tidak bisa dipahami. Sering kali masing-masing pihak sudah memiliki prasangka buruk terhadap pihak lawannya dan tidak berusaha untuk melakukan sebuah komunikasi secara sungguh-sungguh. Meskipun mereka berbicara, pembicaraannya akan diarahkan untuk memberi kesan kepada pihak ketiga mengenai kebenaran pihaknya masing-masing, bukannya berusaha untuk bernegosiasi yang menghasilkan sebuah kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak. Sekali pun mereka berbicara dengan jelas dan langsung, mereka mungkin tidak mau untuk saling mendengarkan.

2.      Komunikasi

Perhatikanlah betapa sangat seringnya orang lain tidak memperhatikan apa yang anda bicarakan, dan mungkin sama seringnya juga dengan ketidak mampuan anda untuk mengulangi apa yang mereka katakan. Dalam negosiasi mungkin anda cenderung untuk terlalu sibuk memikirkan apa yang akan anda katakan berikutnya, lalu bagaimana anda akan menanggapi hal terakhir yang disampaikan oleh lawan atau mengenai bagaimana anda akan menyusun sebuah kerangka argumentasi anda, sehingga anda lupa apa yang dikatakan pihak lawan anda. Atau anda lebih memperhatikan kebenaran anda sendiri dibandingkan dengan kebenaran pihak lawan. Bagi anda tidak ada yang lebih penting dari kebenaran anda sendiri, yang harus diperhatikan oleh pihak lawan. Akibatnya anda kurang mau untuk memperhatikan kebenaran pihak lainnya, yang berakibat pada komunikasi yang tidak terjadi.

3.      Salah Pengertian

Apa yang diucapkan satu pihak dinterprestasikan oleh pihak lain secara keliru. Meskipun para negosiator berada di ruang yang sama, komunikasi dari satu pihak kepada pihak lainnya bisa terjadi bak mengirimkan signal asap dan angin yang kencang. Jika kedua belah pihak berbicara dengan menggunakan bahasa yang berbeda, maka kemungkinan untuk terjadinya salah pengertian menjadi bertambah besar.

Agar negosiasi berjalan dengan sukses, maka pihak-pihak yang bernegosiasi harus termotivasi untuk melaksanakan kolaborasi bukan kompetisi. Mereka haruslah commetted terhadap suatu tujuan yang menguntungkan kedua belah pihak, bukannya hanya memperhatikan kepentingan dirinya sendiri. Akhirnya mereka harus rela melakukan sebuah hubungan antar manusia yang lebih bisa diterima, bukannya persetujuan, lebih terbuka untuk bisa dipercayai oleh pihak lainnya, bukannya sikap menghindar (defensif), lebih fleksibel (namun tetap teguh dalam pendirian), bukannya sikap keras kepala namun menyerah. Dalam bernegosiasi selalu memakai berbagai taktik, taktik negosiasi dapat diartikan sebagai manuver-manuver yang dibuat pada titik-titik tertentu. Proses negosiasi misalnya: gertakan, ancaman, dan penawaran limit (kesempatan terakhir penawaran).

Posting Komentar untuk "3 Masalah Besar Komunikasi dalam Proses Negosiasi"