MENANGANI KONFLIK DI TEMPAT KERJA
MENANGANI KONFLIK DI TEMPAT KERJA
Tidak
ada seorangpun manusia di dunia ini yang hidupnya selalu bahagia serta
sempurna. Kehidupan manusia selalu diwarnai oleh berbagai masalah ataupun
persoalan yang datang silih berganti, demikian juga di tempat kerja, ada saja
yang membuat seseorang tidak nyaman dalam bekerja. Teman sekerja itu sangat bermacam-macam
sifat kepribadiannya, ada yang senang meremehkan, mengkritik, menyalahkan,
maupun yang mau menang sendiri. Jika tidak segera diatasi maka ketidak nyamanan
seperti itu akan berdampak negatif terhadap pekerjaan kita. Oleh karenanya,
kita harus menghindari konflik di tempat kerja. Bahkan, seharusnya indikasi
konflik hendaknya diubah menjadi kerja sama.
Adapun
pengertian konflik adalah sebagai berikut:
“Konflik
adalah situasi yang terjadi ketika ada perbedaan pendapat ataupun perbedaan
cara pandang diantara beberapa orang, kelompok ataupun organisasi.”
“Konflik
adalah sikap saling mempertahankan diri sekurang-kurangnya diantara dua
kelompok, yang mempunyai tujuan dan pandangan berbeda, dalam upaya mencapai
satu tujuan sehingga mereka berada dalam posisi oposisi, bukannya kerjasama.“
1.
Jenis-Jenis
Konflik
Menurut
Dahrondorf konflik dibedakan menjadi
4 macam yaitu:
a)
Konflik
antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), contohnya antara peranan-peranan
dalam keluarga ataupun profesi (konflik peran (role))
b)
Konflik
kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
c)
Konflik
antara kelompok-kelompok sosial (antar gank, antar keluarga).
d)
Konflik
antar satuan nasional (perang saudara, kampanye).
2.
Akibat
Konflik
Hasil
dari sebuah konflik antara lain sebagai berikut:
a)
Keretakan
hubungan antar kelompok yang bertikai (berkonflik). Perubahan kepribadian pada
individu, misalnya seperti timbulnya rasa benci, dendam, saling curiga dll.
b)
Meningkatkan
solidaritas antar sesama anggota kelompok (ingroup) yang sedang mengalami
konflik dengan kelompok lain.
c)
Kerusakan
harta benda serta hilangnya jiwa manusia. Dominasi bahkan penaklukan terhadap
salah satu pihak yang terlibat dalam konflik.
A.
Mengidentifikasi
Situasi Konflik
Konflik
di tempat kerja sering kali tidak dapat dihindari. Terdapat banyak hal yang
dapat menyulut tejadinya konflik. Untuk mengatasi ataupun menghindari konflik,
kita harus terlebih dahulu melakukan identifikasi terhadap faktor-faktor
penyebab konflik tersebut.
1.
Perbedaan
Kepribadian
Langkah
pertama yang harus dilakukan dalam mengatasi konflik ialah mengidentifikasi
orang-orang yang menyebabkan konflik tersebut, dan merubahnya menjadi kerja
sama yang menguntungkan. Rekan sekerja yang senang memperhatikan hal-hal
detail, akan menghadapi kesulitan apabila menghadapi rekan lainnya yang
mempunyai kepribadian berlawanan. Tipe “detail” ini akan cenderung mencari-cari
kesalahan, dan cenderung memaksakan kehendaknya pada orang lain. Dia merasa
bahwa caranyalah yang terbaik untuk dilakukan. Orang-orang seperti itu menurut Caviola
dan lavender termasuk ke dalam kategori kepribadian obsessive
compulsive.
2. Perbedaan Cara Pandang
Seringkali
konflik terjadi akibat adanya perbedaan cara pandang. Perbedaan tujuan serta
kepentingan. Konflik dapat pula terjadi karena adanya perbedaan tujuan serta
kepentingan, seperti misalnya perbedaan antara tujuan individu dalam tim dengan
tujuan tim ataupun dengan perusahaan itu sendiri. Seseorang yang bertujuan
memenuhi target jangka pendek dengan melaksanakan berbagai cara untuk
mencapainya, misalnya dengan mengurangi biaya dengan mengurangi kualitas. Orang
seperti itu akan mendapat masalah apabila bekerja sama dengan rekannya yang
mendahulukan pencapaian tujuan perusahaan.
3.
Perbedaan
Pemahaman
Konflik
bisa terjadi karena adanya miskomunikasi yang menyebabkan perbedaan pemahaman.
Hal tersebut terjadi karena penjelasan yang didengar ataupun fakta yang
dikumpulkan kurang lengkap ataupun kurang akurat.
B.
Menerapkan
Cara Penanganan Konflik
Jika
kita menghadapi konflik, maka sebaiknya pertama-tama kita perlu mengetahui
eksistensinya dan kemudian mengidetifikasi orang-orang yang terkait dengannya.
Selidiki pemikiran pihak lain agar mendapat kepastian siapa mereka. Usahakan
untuk tidak memakai julukan-julukan yang ditujukan secara pribadi. Pendekatan
dalam resolusi konflik tergantung pada:
a) Karakteristik orang-orang yang
terlibat didalamnya
b) Konflik itu sendiri
c) Keahlian individu yang terlibat
dalam penyelesaian konflik
d) Ketersediaan waktu serta tenaga
e) Pentingnya isu yang menimbulkan
konflik
Berikut
beberapa cara untuk mengatasi konflik yang diusulkan oleh beberapa pakar dalam
buku-buku yang mereka tulis, yaitu:
a)
Hindari
sumber konflik.
b)
Ubah
sikap kita.
c)
Netralisasi
sikap.
1. Blending
Adalah
cara untuk mengurangi perbedaan yang ada, mencari persamaan, serta berangkat
dari persamaan-persamaan tersebut.
2. Understanding
Adalah
mencari sumber masalahnya untuk kemudian secara bersama-sama memecahkan masalah
tersebut. Jadi apabila menghadapi konflik, yang pertama kali harus dilakukan ialah
mengidentifikasi sumber penyebab konflik, lalu kemudian memilih strategi yang paling
tepat untuk mengatasi konflik tersebut, sehingga kita bisa mengubah konflik tersebut
menjadi kerja sama yang baik.
C.
Menaggapi
Keluhan Pelanggan
Menanggapi
keluhan pelanggan adalah salah satu prinsip pelayanan prima yang harus sangat
diperhatikan, karena dampak dari keluhan pelanggan yang tidak segera diatasi
akan mengakibatkan citra buruk bagi perusahaan dan pada akhirnya perusahaan
akan kehilangan pelanggannya. Pada dasarnya pelanggan hanya menginginkan agar
perusahaan cepat tanggap dan menunjukkan perhatiannya terhadap
ketidakpuasannya, misalnya saja apabila pelanggan merasa barang yang
diterimanya ada hal-hal yang tidak sesuai dengan yang dipesan (barang tidak
sesuai dengan contoh/monster, barang cacat / rusak, jumlahnya kurang), maka
pembeli atau pelanggan akan mengajukan tuntutan serta keluhan-keluhan. Menghadapi
keluhan semacam itu penjual harus bijaksana, sebab kalau salah dalam menangani
akan berakibat fatal.
Karena
kita tahu bahwa pembeli itu dapat menjadi media promosi yang paling jitu. Apabila
pembeli merasa tidak puas mereka akan dengan mudah menyebarkan kejelekan-kejelekan
tentang perusahaan atau toko kita, dengan demikian perusahaan akan berada diambang
kehancuran. Oleh sebab itu, dalam menghadapi tuntutan semacam itu harus
hati-hati. Kita perlu memeriksa lagi apakah betul jumlahnya kurang, apakah
betul barang tidak sesuai dengan contoh dan lain sebagainya. Demikian juga
apabila barang cacat ataupun rusak, harus kita periksa lagi apa betul rusak
ataupun cacatnya itu dari kita atau ketika dalam pengangkutan ataupun karena
sebab-sebab lain. Setelah semuanya itu jelas baru kita menanganinya.
Bila
ternyata hasilnya memang pengiriman kita kurang, maka kita harus lengkapi kekurangannya.
Apabila cacat atau rusaknya berasal dari perusahaan, maka perusahaan harus menggantinya.
Tetapi bila cacat atau rusaknya dalam perjalanan maka perusahaan pengangkutan
yang harus mengganti. Dengan penanganan yang baik maka akhirnya semua akan
merasa puas.
Posting Komentar untuk "MENANGANI KONFLIK DI TEMPAT KERJA"
Berkomentarlah sesuai topik pembahasan artikel, dan jangan ragu untuk menegur kami apabila ada kesalahan dalam artikel. Terima kasih.