4 Metode Menentukan Total Anggaran Promosi
4 Metode Menentukan Total Anggaran Promosi
Salah
satu keputusan dalam pemasaran tersulit yang dihadapi oleh
perusahaan-perusahaan ialah seberapa besar yang anggaran perlu dibelanjakan untuk
promosi. John Wanamaker, seorang pakar toko serba ada, mengatakan "Saya mengetahui
bahwa separuh dari periklanan saya terbuang percuma, namun saya tidak
mengetahui separuh yang mana itu". Oleh karena itu tidaklah mengejutkan
bahwa berbagai industri dan perusahaan berbeda dalam jumlah yang mereka
belanjakan untuk promosi.
Pengeluaran
promosi mungkin akan mencapai 30% - 50% dari penjualan dalam industri kosmetik
dan hanya mencapai 10% - 20% dalam industri alat-alat industri. Dalam industri
tertentu, dapat ditemukan perusahaan yang menghabiskan dana promosi besar
maupun yang kecil. Salah satunya adalah Philip Morris, yang merupakan
perusahaan yang belanja promosinya sangat besar. Ketika Philip Morris mengakuisisi
perusahaan Miller Brewing Company, lalu kemudian Seven-Up Company, Phillip
Morris meningkatkan belanja dalam promosinya secara besar-besaran. Tambahan
belanja iklan tersebut ternyata meningkatkan pangsa pasar Miller dari yang
tadinya 4% menjadi 19% dalam kuran waktu beberapa tahun kemudian.
Lalu
bagaimana perusahaan menentukan anggaran promosinya? Setidaknya terdapat empat
(4) metode utama yang digunakan dalam menyusun anggaran promosi, yaitu affordable
method (metode sesuai kemampuan), percentage of sales method (metode
persentase penjualan), competitive parity method (metode
keseimbangan-persaingan), dan objective and task method (metode tujuan
dan tugas).
1.
Metode
Sesuai Kemampuan (Affordable Method)
Ada
banyak perusahaan yang menetapkan anggaran promosi dengan berdasarkan pada kemampuan
perusahaan. Seorang eksekutif menjelaskan metode sesuai kemampuan ini sebagai
berikut:
"Mengapa, metode ini mudah? Pertama, saya mendatangi manajer keuangan lalu bertanya berapa banyak dana yang mampu ia berikan kepada kami tahun ini?. Lalu Ia mengatakan sekitar satu setengah juta dolar. Kemudian, bos mendatangi saya dan Ia bertanya berapa banyak yang harus kami belanjakan dan saya menjawab Oh, sekitar satu setengah juta dolar".
Metode
sesuai kemampuan (affordable method) mengabaikan
peranan promosi sebagai suatu investasi dan pengaruh langsung promosi terhadap volume
penjualan. Selain itu, cara ini juga mengakibatkan penyusunan anggaran promosi
tahunan yang tidak menentu, yang berakibat pada perencanaan komunikasi pasar
jangka panjang yang sulit dilakukan.
2.
Metode
Persentase Penjualan (Percentage of Sales Method)
Ada
banyak perusahaan menetapkan pengeluaran promosinya yang berdasarkan pada
persentase tertentu dari penjualan (baik penjualan saat ini ataupun yang
diantisipasi) atau dari harga jual. Seorang eksekutif perusahaan kereta api
mengatakan bahwa:
"Kami sudah menetapkan cadangan untuk tiap tahun pada tanggal 1 Desember tahun sebelumnya. Pada tanggal itu, kami menambahkan pendapatan penumpang untuk bulan berikutnya, kemudian mengambil sekitar 2% dari total pendapatan tersebut yang nantinya untuk dana periklanan yang dicadangkan untuk tahun yang baru".
Perusahaan mobil umumnya menganggarkan suatu persentase
tetap untuk promosi berdasarkan harga yang direncanakan. Sementara perusahaan
minyak menetapkan cadangan berdasarkan sejumlah pada sen untuk setiap galon
minyak yang dijual dengan label perusahaan sendiri.
Kelebihan
metode ini adalah pertama, metode ini menunjukkan bahwa pengeluaran promosi
sangat bervariasi sesuai dengan "kemampuan" perusahaan. Hal ini akan memuaskan
para manajer keuangan, yang yakin bahwa biaya harus berkaitan erat dengan
pergerakan penjualan perusahaan dalam siklus usaha. Kelebihan yang kedua adalah
metode ini mendorong manajemen untuk memperhatikan hubungan antara biaya
promosi, harga jual, dan laba per unit. Dan Kelebihan yang ketiga adalah metode
ini mendorong stabilitas kompetitif jika perusahaan pesaing membelanjakan
persentase dari penjualan yang kurang lebih sama untuk promosinya.
Meski
mempunyai beberapa kelebihan, metode persentase penjualan kurang benar. Metode
ini memandang bahwa penjualan sebagai penentu promosi, bukannya sebagai hasil
promosi. Hal tersebut menyebabkan anggaran ditetapkan berdasarkan pada besarnya
dana yang tersedia, bukannya berdasarkan pada peluang pasar. Metode ini
cenderung menghambat perusahaan untuk mencoba promosi countercyclical (melawan
siklus) atau pengeluaran yang agresif.
Ketergantungan anggaran promosi terhadap
fluktuasi penjualan dari tahun ke tahun akan dapat mempengaruhi perencanaan jangka
panjang. Metode persentase penjualan tidak menyediakan dasar yang logis untuk memilih
suatu persentase tertentu, kecuali berdasarkan apa yang sudah dilakukan dimasa
lalu atau apa yang sedang dilakukan oleh para pesaing. Pada akhimya, metode persentase
penjualan ini tidak mendorong penetapan anggaran promosi berdasarkan pada kelayakan
setiap produk dan daerah.
3.
Metode
Keseimbangan Persaingan (Competitive Parity Method)
Beberapa
perusahaan menetapkan anggaran promosi untuk mencapai keseimbangan pangsa suara
dengan para pesaing mereka. Pemikiran tersebut diilustrasikan dengan seorang
eksekutif yang bertanya pada seorang sumber perdagangan, yaitu sebagai berikut:
"Apa anda mempunyai suatu angka yang dipakai oleh perusahaan-perusahaan lain dalam usaha penjualan bahan bangunan yang bisa menunjukkan berapa besarnya proporsi penjualan kotor yang dipakai untuk dibelanjakan pada iklan?" Eksekutif tersebut yakin bahwa dengan membelanjakan, suatu persentase yang sama dari penjualannya untuk iklan seperti yang dilaksanakan oleh pesaingnya, dia akan dapat pertahankan pangsa pasarnya.
Setidaknya
dua argumen dikemukakan untuk mendukung metode keseimbangan persaingan. Yaitu pertama,
pengeluaran pesaing menunjukkan pengeluaran rata-rata industri. Dan kedua,
mempertahankan suatu keseimbangan persaingan bisa mencegah perang promosi. Akan
tetapi, kedua argumen ini tidak meyakinkan. Tidak ada dasar untuk percaya bahwa
persaingan mengetahui lebih baik tentang apa yang seharusnya dibelanjakan untuk
promosi. Sumber daya, reputasi, kesempatan, serta tujuan berbagai perusahaan
begitu berbeda sehingga anggaran promosi mereka tidak bisa menjadi pedoman.
Lagi pula, tidak terdapat bukti bahwa anggaran yang berdasarkan pada
keseimbangan persaingan akan mencegah timbulnya perang promosi.
4.
Metode
Tujuan Dan Tugas (Objective and Task Method)
Metode
tujuan dan tugas (objective and task method)
mensyaratkan pemasar untuk mengembangkan anggaran promosi dengan cara
mendefinisikan tujuan spesifik, menentukan tugas-tugas yang harus dilaksanakan
untuk mencapai tujuan tersebut, serta memperkirakan biaya untuk melaksanakan
tugas-tugas tersebut. Jumlah dari biaya-biaya tersebut merupakan anggaran
promosi yang diusulkan.
Ule
menunjukkan bagaimana metode tujuan dan tugas ini (objective and task method) dapat
dipakai untuk menyusun anggaran iklan. Contohnya, katakanlah Helena Curtis ingin
meluncurkan sebuah shampo anti ketombe baru untuk wanita, yaitu Clear. Dan
langkah-langkahnya ialah sebagai berikut:
a.
Menentukan
pangsa pasar yang diinginkan. Perusahaan memperkirakan bahwa terdapat sekitar
50 juta orang pengguna produk potensial dan menetapkan sasaran untuk menarik
sekitar 8% dari pasar tersebut yaitu 4 juta pengguna.
b.
Menentukan
persentase dari pasar yang harus dijangkau oleh iklan Clear. Pengiklan berharap
bisa mencapai 80% (40 juta calon pembeli) dengan pesan pada iklannya.
c.
Menentukan
persentase calon yang sadar yang akan dipengaruhi untuk mencoba merek tersebut.
Pengiklan akan merasa senang apabila 25% dari calon pengguna yang sadar (10
juta orang) mencoba Clear. Hal tersebut karena pengiklan memperkirakan bahwa sekitar
40% dari semua orang yang mencoba atau 4 juta orang akan menjadi pengguna
setia. Inilah tujuan pasar.
d.
Menentukan
jumlah pengaruh iklan per 1% tingat percobaan. Pengiklan memperkirakan bahwa
setiap 40 tampilan iklan untuk setiap 1% populasi akan menghasilkan sekitar 25%
tingkat percobaan produk.
e.
Menentukan
jumlah poin peringkat bruto yang harus dibeli. Gross rating point (poin
peringkat bruto) ialah suatu tampilan iklan untuk 1% populasi sasaran. Karena
perusahaan menginginkan mencapai 40 tampilan iklan untuk 80% populasi, maka
perusahaan ingin membeli sekitar 3.200 poin peringkat bruto.
f.
Menentukan
anggaran iklan yang dibutuhkan berdasarkan rata-rata biaya untuk membeli satu
poin peringkat bruto. Untuk dapat menampilkan satu iklan pada 1% populasi
sasaran, diperlukan biaya sebesar rata-rata $ 3.277. Oleh sebab itu, untuk
membeli 3.200 poin peringkat bruto dibutuhkan dana sebesar $10.486.400 ($ 3.277
x 3.200) pada tahun pengenalan produk.
Metode
tujuan dan tugas (objective and task method) mempunyai
keunggulan, karena mengharuskan manajemen untuk menjelaskan asumsi-asumsinya
tentang hubungan antara dana yang dibelanjakan, tingkat percobaan produk, tingkat
tampilan iklan, dan pemakaian produk secara teratur.
Pertanyaan
utamanya ialah seberapa besar bobot yang harus diterima promosi dalam
keseluruhan bauran pemasaran (dibandingkan dengan pelayanan yang lebih baik, peningkatan
produk, harga yang lebih rendah, dan lain sebagainya). Jawabannya ialah tergantung
pada posisi produk perusahaan didalam siklus hidup produk, apakah produk
tersebut ialah merupakan komoditas yang sangat terdiferensiasi, apakah produk tersebut
diperlukan secara rutin atau harus "dijual" dan pertimbangan-pertimbangan
lainnya. Dalam teori, total anggaran promosi semestinya ditetapkan pada saat
laba marginal dari pemakaian uang terakhir untuk promosi sama dengan laba
marginal dari pemakaian uang terakhir yang tidak digunakan untuk promosi. Akan
tetapi menerapkan prinsip ini tidaklah mudah.
Tadi ada disebutkan metode penetapan anggaran komunikasi pemasaran, lalu metode mana yang menurut kalian kurang efektif dalam menetapkan anggaran promosi tersebut dan bisa dijelaskan alasannya kenapa?
BalasHapus