4 PERAN PERANTARA DALAM PEMASARAN
4 PERAN PERANTARA DALAM PEMASARAN
Perantara
dalam hal ini adalah orang atau perusahaan yang menghubungkan aliran barang
dari produsen ke konsumen akhir dan konsumen industrial. Maksudnya adalah produsen
dan konsumen dihubungkan oleh perantara dalam kegiatan pembelian dan penjualan kembali
barang yang telah dihasilkan oleh produsen kepada konsumen.
Secara
umum perantara terbagi atas dua bagian, yaitu merchant middleman dan agent
middleman. Merchant middleman
adalah perantara yang mempunyai barang (dengan cara membeli dari produsen)
untuk kemudian akan dijual kembali. Dua bentuk utama dari merchant middleman ialah wholesaler
(distributor atau jobber) dan retailer
(dealer). Sedangkan agent middleman
(broker) adalah perantara yang hanya mencarikan pembeli, menegosiasikan,
serta melakukan transaksi atas nama produsen. Jadi agent middleman (broker) tidak memiliki sendiri barang yang
dinegosiasikan. Contoh dari agent
middleman adalah Broker real estate
dan sales agent.
Perantara
ini dibutuhkan terutama karena terdapat beberapa kesenjangan diantara produsen dan
konsumen. Kesenjangan (gap) tersebut antara lain sebagai berikut:
1.
Geographical gap, yaitu gap yang diakibatkan oleh
tempat pemusatan produksi dan lokasi konsumen yang tersebar dimana-mana.
2.
Quantity gap, yaitu gap yang terjadi akibat
jumlah barang yang bisa diproduksi secara ekonomis oleh produsen berbeda dengan
kuantitas normal yang diinginkan oleh konsumen.
3.
Time gap, yaitu kesenjangan yang terjadi
akibat adanya kenyataan bahwa pembelian atau konsumsi yang dilakukan hanya pada
waktu-waktu tertentu sementara produksi (agar efisien) harus berlangsung
terus-menerus sepanjang waktu.
4.
Communication and information gap, yaitu gap yang timbul akibat
konsumen tidak tahu dimana sumber-sumber produksi yang menghasilkan produk yang
dibutuhkan atau diinginkannya, sementara dilain pihak produsen tidak tahu siapa
dan dimana pembeli potensial berada.
5.
Assortment gap, yaitu situasi dimana produsen
pada umumnya berspesialisasi pada produk tertentu, sedangkan konsumen
menginginkan produk yang beraneka ragam.
Untuk
mengatasi masalah-masalah tersebut pemasar membutuhkan perantara untuk
melaksanakan penyesuaian-penyesuaian. Tindakan penyesuaian tersebut mencakup 4
tugas pokok yakni: accumulating, bulk breaking,
sorting, dan assorting.
1.
Accumulating ialah aktivitas mengumpulkan
barang dari berbagai produsen.
2.
Bulk breaking adalah aktivitas membagi masing-masing
produk berbagai produsen ke dalam kuantitas yang lebih kecil, sesuai dengan
yang diminta atau dibutuhkan oleh konsumen.
3.
Sorting ialah aktivitas membagi atau
mengelompokkan masing-masing kuantitas produk yang lebih kecil ke dalam
lini-lini produk yang homogen (sejenis) dengan spesifikasi dan tingkat-tingkat
kualitas tertentu.
4.
Assorting ialah menjual berbagai macam
lini produk secara bersama-sama. Bauran lini produk tersebut tergantung pada
besar kecilnya bisnis yang dimiliki oleh perantara. Semakin besar bisnis yang
dimiliki oleh perantara maka semakin banyak pula jumlah lini produk, jumlah
variasi produk atau merek pada masing-masing lini produk, dan pengelompokan
lini produk berdasarkan kegunaannya.
Tujuan
dari penggunaan perantara adalah memanfaatkan tingkat kontak atau hubungan, spesialisasi,
pengalaman, dan skala operasi mereka dalam menyebarluaskan produk sehingga
dapat mencapai pasar sasaran secara efisien dan efektif. Sementara itu yang dimaksud
dengan saluran distribusi (trade channel,
distribution channel, marketing channel) ialah rute atau rangkaian
perantara, baik yang dikelola oleh pemasar maupun yang independen (berdiri
sendiri), dalam menyampaikan barang dari produsen kepada konsumen.
Jumlah
perantara yang terlibat dalam suatu saluran distribusi sangatlah bervariasi.
Sehingga Kotler, membuat tingkatan-tingkatan dalam saluran distribusi
berdasarkan jumlah perantara yang ada didalamnya, yaitu: Zero level channel yakni menunjukkan bahwa pemasar tidak
menggunakan perantara dalam memasarkan produknya (dikenal juga dengan direct marketing channel). One level channel yaitu menunjukkan
pemasar menggunakan satu tipe perantara, sementara two level channel yaitu memakai dua tipe perantara, dan seterusnya.
Variasi saluran distribusi untuk produk konsumen, produk industrial, dan jasa
dapat dilihat pada gambar berikut ini:
1.
Produk
Konsumen
Keterangan:
Jenjang (0)
|
:
|
Dipergunakan terutama untuk peralatan
rumah tangga, minuman kesehatan, makanan bernutrisi, kosmetika.
|
Jenjang (1)
|
:
|
Umumnya dipergunakan untuk
produk-produk pakaian, peralatan rumah tangga, mebel.
|
Jenjang (2) dan (3)
|
:
|
Banyak dipergunakan untuk barang-barang
kebutuhan sehari-hari, obat-obatan, alat tulis.
|
2.
Produk
Industrial
Keterangan:
Jenjang (0)
|
:
|
Terutama digunakan untuk produk
industrial berupa peralatan dan mesin utama, dan pesanan dalam jumlah besar.
|
Jenjang (1) dan (2)
|
:
|
Dipergunakan untuk produk industrial berupa
supplies, sebagian kecil peralatan, dan pesanan dalam jumlah kecil ataupun
pesanan yang sering diminta.
|
3.
Jasa
Keterangan
:
Saluran distribusi langsung digunakan
misalnya untuk jasa akuntansi perpajakan, konsultasi manajemen.
|
Agen atau broker dipakai dalam jasa
asuransi, agen travel dan agen real estate.
|
Agen penjualan dan pembeli dipakai,
misalnya broker saham dan kelompok afinitas (affinity groups).
Penyampai jasa kontrak atau waralaba
dipergunakan misalnya untuk jasa restoran siap santap (fast food) dan dry cleaning.
|
Posting Komentar untuk "4 PERAN PERANTARA DALAM PEMASARAN"
Berkomentarlah sesuai topik pembahasan artikel, dan jangan ragu untuk menegur kami apabila ada kesalahan dalam artikel. Terima kasih.